MALANG, iNewsSemarang.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Malang merilis data tersebut perihal jiwa yang melayang dalam insiden maut pasca pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (1/10/2022) mencapai 182 orang.
Korban yang terus bertambah dalam tragedi Kanjuruhan tersebut terdiri dari orang dewasa, remaja bahkan anak-anak. Bahkan, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terdapat korban yang masih balita atas nama Gibran Rata Elfano yang masih berusia 2 tahun dan 10 hari. Mendiang Gibran berasal dari Pakisaji, Kabupaten Malang.
Selain anak-anak, korban meninggal juga banyak yang masih berusia remaja. Misalnya Halkin Al Mizan warga Sumberpucung dan Audi Nesia Alfiari asal Kedungkandang yang berusia 13 dan 12 tahun.
Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 182 orang merupakan angka yang luar biasa besar untuk ukuran tragedi di stadion sepak bola. Hanya kalah dari bencana di Estadio Nacional di Lima, Peru yang berlangsung pada 24 Mei 1964 yang memakan korban meninggal dunia hingga 328 orang.
Untuk ukuran jumlah, tragedi Kanjuruhan ini telah melampaui salah satu bencana paling mengerikan di Accra Sports Stadium, Ghana, 9 Mei 2001. Dalam laga antara Accra Hearts melawan Asante tersebut, sebanyak 126 orang meninggal dunia.
Sebagai informasi, awal mula terjadinya kerusuhan merupakan ekspresi kekecewaan yang memuncak dari Aremania. Sebab, untuk kali pertama dalam 23 tahun terakhir, Arema dikalahkan Persebaya di Malang dengan skor 2-3.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait