Mandi wajib setelah haid mengandung nilai ibadah bagi setiap muslimah. Agar bernilai ibadah, amalan mandi wajib setelah haid harus dilakukan dengan niat. Adapun niat mandi mandi haid, tata cara dan manfaatnya akan diulas dalam artikel ini.
Bagaimana lafal niat mandi haid atau doa mandi haid ? Apa saja manfaatnya bagi kaum muslimah?
Lafal niat mandi haid
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
“Bismillahi rahmani rahim
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal haidi fardlon lillahi ta’alaa”.
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena Allah Ta’ala”
Niat atau doa mandi haid di atas adalah ucapan yang cukup mudah dan sederhana. Namun, jika kita bisa menghayati doa tersebut, maka kita akan mendapatkan manfaatnya yang bernilai ibadah dan menambah keimanan terhadap Allah SWT.
Manfaat niat mandi haid bagi muslimah
1. Sebagai niat untuk membersihkan diri dan mensucikan diri
Allah sangat menyukai kebersihan, begitu juga menyukai orang-orang yang bersih dan selalu membersihkan diri. Dengan berdoa untuk menghilangkan hadast besar berupa haid kita sekaligus memohon untuk digolongkan pada golongan yang senantiasa membersihkan diri.
Dengan doa saat mandi haid, kita akan mengingat bahwa kita sebagai manusia hanyalah makhluk yang kotor dan hina, andai kata Allah tidak memberikan petunjuk untuk mandi haid sebagai upaya membersihkan diri, betapa banyak kotoran dan najis yang akan melekat pada tubuh kita.
2. Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah berupa haid bagi wanita
Doa saat mandi haid pun juga sebagai upaya bentuk syukur nikmat kepada Allah. Darah haid adalah kotor dan najis, untuk itu laki-laki dilarang melakukan hubungan intim dengan istrinya yang haid, dilarang berpuasa, dan shalat. Akan tetapi, di sisi yang lain wanita yang berdoa akan mengingat bahwa haid adalah nikmat Allah bagi perempuan muslimah. Hal tersebut menunjukkan kesuburan wanita dan lancarnya anatomi dalam dirinya. Jika tanpa haid, maka akan banyak penyakit yang akan diderita wanita. Dari hal tersebut kita akan semakin banyak bersyukur
3. Sebagai bentuk untuk mengingat kebesaran Allah berupa sunnatullah haid
Sebagai bentuk untuk mengingat kebesaran Allah, karena dengan doa tersebut kita bisa mengingat bahwa dalam hidup terdapat hukum Allah berupa siklus haid bagi wanita yang ternyata memiliki keluarbiasaan sistem. Dampak jika tidak haid bisa kita gambarkan bukan hanya pada kesehatan, melainkan pada keturunan, dan nasib masyarakat di masa selanjutnya.
Tata Cara Mandi Haid
Mengenai tata cara mandi haid, dijelaskan melalui hadist yang telah disampaikan Rasulullah SAW kepada istrinya Aisyah radhiyallahu'anha. Aisyah berkata,
"Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila mandi janabat (mandi besar), memulai dengan membasuh kedua tangannya, lalu membasuh kemaluannya dengan tangan kiri, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat, lalu menggosok-gosok kulit kepalanya hingga basah, kemudia mengucurkan air tiga kali pada kepalanya, lalu ke seluruh tubuhnya” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadis tersebut, maka bisa didapatkan bahwa proses-tahapan untuk mandi wajib setelah haidh adalah sebagai berikut :
1. Membasuh kedua tangan
2. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri
3. Berwudhu sebagaimana cara berwudhu yang benar dalam islam
4. Membasuh kepala atau berkeramas
5. Membasuh seluruh badan
6. Bagi para wanita yang berambut panjang dengan ikal/lebat Rasulullah memberikan keringanan, untuk mengikat rambutnya, lalu mengucurkan air di atas kepalanya tiga kali.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim berikut, “Kata Ummi Salam radhiyallahu'anha, “Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, "Ya Rasulullah, saya wanita berambut panjang dan lebat, apakah saya harus membuka ikatan rambut saya? Nabi SAW menjawab, tidak perlu, cucurkan tiga gayung air di bagian atas kepalamu, itu sudha cukup”
Meskipun mandi haid telah dilakukan, namun jika darah haid ternyata tanpa disadari masih keluar, maka batallah mandi haid tersebut, dan tentunya wanita perlu berniat lagi untuk mandi haid, dan melaksanakan kembali mandi besar atau mandi wajib, walaupun sebelumnya sudah dilakukan. Hal ini dikarenakan darah yang keluar masih ada dan tetap saja mengotori.
Wallahu A'lam
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait