Bukan itu saja, mereka juga memproduksi kain batik menggunakan pewarna alami yang berasal dari getah pohon.
Dari waktu ke waktu, batik Bomba mengalami perkembangan, seperti mulai dari penciptaan banyak motif yang menggambarkan budaya, tanaman, dan kadang-kadang motif yang menggambarkan puisi atau syair rindu nelayan tentang cinta dan kehidupan.
Selain itu, ada juga berbagai motif asli yang menggambarkan nilai-nilai budaya lokal seperti Taiganja (ornamen logam mulia).
Taigaja adalah liontin emas berharga yang menunjukkan status sosial keluarga Kaili. Pusaka ini sering digunakan sebagai mahar pernikahan dan sebagai benda sakral dalam upacara tradisional.
Taiganja menggambarkan rahim seorang wanita, yang oleh masyarakat setempat dipercaya sebagai awal kehidupan manusia. Motif ini mewakili kesuburan dan menggambarkan perasaan cinta dan ketulusan hati.
Kemudian ada motif Sero Tangga. Motif Sero Tangga menggambarkan kehidupan masyarakat nelayan pesisir Sulawesi. Motif ini berarti hasil kerja keras yang membuahkan hasil.
Berdasarkan literatur masyarakat pesisir, motif ini juga menyiratkan pencapaian, harapan baik serta rasa yang tulus untuk dapat membuat orang yang dicintai bahagia.
Lalu ada juga Bomba Mawar. Motif ini berarti cinta sakral bagi keluarga, kerajaan, dan Tuhan, ini juga menggambarkan keterbukaan dan kebersamaan dalam kehidupan sosial masyarakat Palu. (mg arif)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait