Ahli Geologi : Termasuk Zona Besar, Energi Turunan Sesar Cimandiri Picu Goncangan Tak Merata

Antara /iNews.id
Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang cianjur, jawa barat, senin (21/11/2022), pukul 13.21 wib. (BMKG)

YOGYAKARTA, iNewsSemarang.id - Ketua Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta Eko Teguh Paripurno menyatakan gempa Cianjur dipicu energi Sesar Cimandiri, karena jaraknya yang paling dekat dari episentrum gempa.

Berdasarkan analisanya, energi yang dilepaskan tersebut berasal dari turunan Sesar Cimandiri. Sejauh ini belum ada data yang bisa menjelaskan bahwa gempa Cianjur disebabkan tidak berasal dari energi Sesar Cimandiri, seperti yang disampaikan BMKG.

"Tidak bisa dimungkiri bahwa Sesar Cimandiri merupakan 'sumber energi' gaya utama regional terdekat. Turunan atau orde berikutnya atas gaya dari Sesar Cimandiri itu bila dicermati melalui aplikasi google earth dapat berupa kelurusan morfologi arah Sukabumi-Cianjur dengan ujung titik pelepasan energi di Cianjur," kata Eko, Jumat (25/11/2022).

Analisis ini sesuai dengan pernyataan BMKG yang sebelumnya menyebut Sesar Cimandiri menjadi pemicu gempa berkekuatan Magnitudo 5.6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11).

"Untuk bilang bukan (dipicu) Sesar Cimandiri belum ada data yang memadai," ujar dia.

Teguh Paripurno mengatakan masing-masing segmen zona sesar besar seperti Cimandiri, dapat memiliki kematangan yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan potensi guncangan yang berbeda di setiap tempat.

Di Pulau Jawa ada banyak sesar aktif yang sudah teridentifikasi seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Opak, Sesar Baribis, hingga Sesar Kendeng.

Untuk mengantisipasi bencana serupa di masa mendatang, ia meminta pemangku kepentingan perlu mencermati dan melakukan diseminasi informasi potensi goncangan gempa di masing-masing wilayah sesuai peta gempa yang tersedia.

"Selain itu, diperlukan pemetaan dan diseminasi informasi potensi risiko kerusakan kapasitas atau kerentanan bangunan yang ada. Mendorong upaya mitigasi risiko secara struktural dan nonstruktural, serta membuat rencana penanganan kedaruratan bencana, dan rencana kontingensi penanganan darurat bencana gempa," ujar Eko Teguh. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network