4 Negara ASEAN Daftarkan Kebaya ke UNESCO, Sandiaga Uno Tak Mau Kalah

Wiwie Heriyani
Menparekraf Sandiaga Uno. (Foto: Kemenparekraf)

JAKARTA, iNewsSemarang.id -  Baru-baru ini heboh Kebaya didaftarkan ke UNESCO dalam kategori Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Dewan Warisan Nasional Singapura (NHB) mengumumkan pendaftaran itu pada Rabu (23/11/2022).

Terkait hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai hal tersebut tidak perlu diperdebatkan oleh masyarakat Indonesia. Dia bahkan menginginkan kebaya agar justru turut serta dalam upaya multinasional bersama negara tetangga.

Dalam rapat Kemendikbud Ristek dan DPR RI pada 16 November 2022, telah resmi memutuskan untuk mendaftarkan kebaya lewat jalur single nomination.

Hal itu tak lain untuk mempercepat proses agar kebaya bisa diakui UNESCO. Mengingat, Indonesia memiliki tiga dari ribuan warisan budaya tak benda yang tengah antre untuk didaftarkan ke UNESCO, yakni Reog, Tenun dan Tempe.

"Jadi, kebaya tidak lagi perlu kita perdebatkan, ini tentunya budaya luhur milik anak bangsa, yang telah diputuskan menjadi single nomination. Kita akan mendorong dan menguatkan kebaya diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia,” ujar Sandiaga, dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (28/11/2022).

"Indonesia ini kaya raya. Memiliki 1.528 warisan budaya tak benda yang bisa diajukan ke UNESCO. Dan jika itu dilakukan, perlu 3000 tahun. Karena hanya bisa diakomodir tiap 2 tahun,”ucapnya.

Oleh karena itu, join nomination adalah salah satu cara yang saat ini mempercepat proses enskrispi warisan budaya tak benda ke UNESCO," ujarnya.

Sandiaga kembali menjelaskan, salah satu berkas aktif warisan budaya tak benda Indonesia yang saat ini tengah dalam proses pendaftaran yakni Jamu. Sementara, tiga berkas warisan budaya tak benda lainnya yang akan didaftarkan yakni Reog, Tenun dan Tempe.

Hal inilah yang menurutnya harus menjadi concern masyarakat Indonesia, apa saja warisan budaya tak benda tersebut yang seharusnya didahulukan untuk didaftarkan ke UNESCO. Mengingat, proses tersebut juga cukup memakan waktu yang lama.

“Sementara, dari tiga berkas nonaktif yang sudah digodok yaitu reog ponorogo, tenun dan tempe. Ini membutuhkan dua tahun sebelum diakui oleh UNESCO. Jika kebaya diusulkan sebagai single nomination, kebaya bisa diajukan di cycle 2024, namun tentunya kita harus memikirkan apakah kita akan mendahulukan kebaya, sebelum reog ponorogo, tenun dan tempe," ujar dia.

Sandiaga menambahkan, jika Indonesia tetap berupaya melakukan pendaftaran warisan budaya tak benda ke UNESCO melalui jalur single nomination, Indonesia hanya memiliki kuota satu budaya dalam jangka waktu 2 tahun sekali. Sementara, join nomination dapat diajukan oleh dua negara atau lebih secara bersama-sama setiap setahun sekali.

"Namun, karena telah diputuskan, oleh karena itu KemenkoPMK, dan juga Komisi X, maka kita akan mendorong dan menguatkan keputusan single nomination," kata Sandiaga. (mg arif)

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network