Dia menghabiskan sekitar 15.000 dolar AS dan 2 tahun membuat pesawat menjadi rumah. Campbell menambahkan shower darurat, wastafel sementara, mesin cuci portabel, kulkas, dan rak makanan dari pesawat lain yang berfungsi sebagai dapurnya.
Sebagai pengganti kompor, Campbell menggunakan microwave dan oven pemanggang roti. Namun jarang dia gunakan.
"Saya seorang kutu buku. Saya tidak memasak, jadi ini area dapur yang minim,” ujarnya.
Di sebelah area dapur, Campbell meletakkan sofa, yang berfungsi ganda sebagai area tidur, dan meja kerja. Adapun pengeluaran bulanannya tinggal di pesawat itu mencapai 370 dolar AS atau Rp5,8 juta per bulan, termasuk 220 dolar AS untuk pajak properti dan sekitar 100-250 dolar AS per bulan untuk listrik.
Campbell saat ini berusaha memulihkan sistem komputer lama, dan memperbaiki sistem kelistrikan yang berbeda di pesawat. Dia juga mengizinkan orang datang dan berkeliling di pesawatnya. (mg arif)
"Saya tidak menyesal mengejar visi ini. Dalam pengalaman saya dengan tamu saya, saya percaya bahwa umat manusia akan merangkul visi ini dengan sepenuh hati dalam proporsi yang cukup sehingga kami dapat memanfaatkan setiap pesawat jet yang telah pensiun," tuturnya. (mg arif)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait