MALANG, iNewsSemarang.id - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai modifikasi cuaca di Jawa Tengah (Jateng) terlambat. Pasalnya, bencana hidrometeorologi telah melanda di beberapa wilayah tersebut.
Muhadjir menyebutkan, rekayasa cuaca biasanya dilakukan setelah pemerintah daerah (Pemda) setempat menetapkan status darurat dan mengirim permintaan ke pemerintah pusat. Dari enam provinsi di Pulau Jawa ini ia menyatakan Jawa Tengah dan Jawa Timur memang tergolong terlambat mengirimkan permintaan rekayasa cuaca.
"Untuk rekayasa cuaca itu memang harus ada status darurat dulu dari Pemda, Jabar sudah melakukan, Banten sudah, memang Jateng agak terlambat, termasuk Jatim. Semoga bisa segera teratasi," ucapnya saat menghadiri Dies Natalis ke-60 Universitas Brawijaya Malang, Kamis (5/1/2023).
Mengenai penanganan banjir di wilayah pesisir utara Jawa Tengah sejauh ini Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia telah menerjunkan tim tanggap bencana, berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
"Pak gubernur sudah langsung menangani terutama pantai utara, jadi Kemensos sudah turun saya juga sudah kontak Pak Gubernur," katanya.
Sebagai informasi, BMKG menyebutkan bahwa diprakirakan dalam 3-6 jam terdapat potensi cuaca ekstrem hujan sedang lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di beberapa wilayah di Jawa Tengah antara lain, Banjarnegara, Wonosobo, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Jepara, Kendal, Batang, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal, Brebes, Kota Magelang, Pekalongan dan sekitarnya.
Akibatnya, sejumlah wilayah di pesisir utara Jawa Tengah mengalami bencana hidrometeorologi melanda. Tercatat BPBD Jawa Tengah ada sejumlah daerah yang diterjang banjir sejak akhir tahun 2022 lalu.
Sejumlah daerah seperti Kabupaten Batang, Kabupaten Kudus, Demak, Pati, Grobogan, Kendal, Kota Pekalongan, hingga Kota Semarang. Bahkan banjir juga sempat mengganggu perjalanan kereta api di awal tahun 2023 hingga harus dialihkan menuju jalur selatan.
Cuaca ekstrem juga mengakibatkan ratusan wisatawan tertahan di Kepulauan Karimun Jawa di utara Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, imbas tingginya ombak laut yang membuat tak ada kapal yang berlayar.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait