JAKARTA, iNewsSemarang.id - Menempuh Pendidikan tinggi hingga ke Perguruan Tinggi merupakan impian banyak orang. Namun, tak semua orang memiliki kesempatan yang sama lantaran mengalami berbagai macam kendala seperti faktor ekonomi. Seperti yang terjadi pada kisah Izza anak buruh serabutan yang nyaris tak bisa kuliah karena kendala finansial.
Maghfiroh Izza Maulani atau dikenal akrab dengan sapaan Izza, Anak pertama pasangan Sudarjo dan Sri Wahyuni berhasil menamatkan kuliahnya di program studi pendidikan matematika Fakultas MIPA dengan IPK 3,77. Meski begitu, perjalanan hidup Izza tidak mudah.
Ia nyaris tidak bisa melanjutkan pendidikannya di bangku sekolah kerena tidak lulus beasiswa BidikMisi. Namun, kini ia berhasil lulus dan meraih predikat cumlaude.
Ketika menempuh pendidikan di bangku SMP, ia nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah ke bangku SMA karena ketiadaan biaya. Padahal Izza menjadi lulusan terbaik SMP di Sub Rayon Salam dengan total nilai Ujian Nasional 379,5 atau dengan nilai rerata 94,875.
Sempat terpikir untuk melanjutkan sekolah di SMK terdekat dengan biaya yang murah, namun berkat kemurahan hati seorang dermawan yang berkenan menjadi orang tua asuh. Izza pun berkesempatan sekolah di SMAN 3 Magelang.
Selulus SMA, tak semudah membalikkan telapak tangan, Izza kembali bingung. Lagi-lagi masih dengan masalah yang sama yakni finansial.
“Kalau mau kuliah, cari biaya sendiri ya. Bapak ibu tidak punya biaya" kata sang ayah kepada Izza waktu itu, seperti dikutip dari laman resmi UNY, Sabtu (21/1/2023).
Izza pun sempat down dengan keadaan waktu itu, apalagi mimpi Izza saat itu ingin menjadi dokter. Namun dengan bimbingan guru BK, akhirnya Izza menemukan minat di bidang lain karena suka matematika dan fisika.
Setelah melalui tes SBMPTN, Izza diterima sebagai mahasiswa baru pendidikan matematika, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Meski begitu, dia belum dinyatakan lolos bidikmisi karena perlu ada survey dan kuota yang terbatas.
“Pada awal semester, saya sempat tidak lolos bidikmisi. Sempat kelimpungan, takut UKT mahal dan tidak bisa membayar” ucap Izza.
Namun Izza beruntung karena ada penambahan kuota mahasiswa bidikmisi. Alhasil, Izza pun bisa melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah.
Untuk menghemat biaya, hampir setiap hari Izza membawa bekal makan. Mengingat jarak rumah cukup jauh dan jadwal kuliah tidak berurutan, untuk mengisi waktu luang Izza bergabung menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Matematika, UKMB Magenta Radio dan berkesempatan mengikuti Kampus Mengajar.
Izza sempat menjalani kuliah online karena pandemi virus Covid-19. Kendala yang sering terjadi adalah masalah sinyal dan perangkat. Tidak jarang harus kuliah di pinggir jalan atau di rumah tetangga.
Tak sampai di situ, pada awal semester 5 Izza mulai mengajar les matematika untuk mengasah skill sekaligus mencukupi kebutuhan. Izza berhasil merampungkan kuliah dan segala lika-likunya dan mengikuti wisuda pada Agustus 2022.
Saat ini Izza telah mengajar di SMAS Daar el Qolam Tangerang. Ia pun masih menyimpan keinginan untuk studi lanjut S2.
“Segala bentuk keterbatasan ada hikmahnya. Jangan pernah berhenti sekolah karena keterbatasan biaya. Masih banyak hal yang bisa diusahakan. Allah pasti menolong hambanya yang bersungguh-sungguh” ucap dia.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait