Muhammadiyah Idul Fitri 21 April, Haedar Nashir Minta Umat Muslim Tawasuth Sikapi Perbedaan 1 Syawal

Erfan Erlin
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Muslim Tawasuth dalam mensikapi perbedaa 1 Syawal. (foto: MPI/Erfan Erlin)

YOGYAKARTA, iNewsSemarang.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta umat muslim yang menyelenggaran Idul Fitri pada 21 April agar tetap tawasuth. Hal itu menyusul keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menetapkan Idul Fitri 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Jumat 21 April.

"Harus tawasuth, jadi tetap bersahaja biasa dan normal tidak boleh mentang-mentang sudah Idul Fitri lalu kurang menghargai yang masih puasa," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, Selasa (19/4/2023). 

Umat muslimin yang menyelenggarakan Idul Fitri di hari Jumat juga tidak perlu berperilaku tidak terpuji. Namun harus menjunjung tinggi demokrasi keagamaan dan tidak secara terbuka menunjukkan dia sudah Idul Fitri.

Haedar juga meminta para pemimpin untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengganggu toleransi. Sebaliknya Muhammadiyah mengharapkan untuk saling menghargai Idul Fitri Jumat dan Sabtu betul-betul sudah menggambarkan kedewasaan bangsa Indonesia.

Para pejabat negara baik yang merayakan hari Raya Idul Fitri pada tanggal 21 maupun 22 April untuk menunjukkan perilaku yang bijaksana. Pejabat harus bisa menunjukkan kearifan sebagai milik rakyat ataupun milik semua golongan.

"Insyaallah lokasi apapun jika dipakai untuk ibadah bahkan dua kali sekalipun bisa satu lokasi itu menjadi lebih bertakwa," katanya.

Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah, Syamsul Anwar menambahkan penentuan tanggal 21 April tahun 2023 sebagai tanggal 1 Syawal 1444 ini bukan dilakukan dalam waktu dekat ini. Namun sudah dilakukan cukup lama melalui metode hisab yang selama ini dipegang oleh Muhammadiyah.

Keyakinan mereka semakin bertambah karena pada hari Kamis mendatang ada 3 benda langit yang sejajar yaitu Bumi, Bulan dan Matahari, yang kemudian memicu terjadinya gerhana matahari. Gerhana matahari tersebut terjadi pada siang hari.

"Oleh karenanya, sore harinya sudah terjadi pergerakan posisi matahari, bumi dan bulan,” katanya.

Saat itu bulan berada di atas ufuk dengan ketinggian satu derajat 47 menit 58 detik. Oleh karena itu pada Kamis sore sudah sesuai parameter untuk memasuki bulan Syawal. Memang tidak perlu 2 derajat karena Indonesia adalah waktu GMT 7 atau 7 jam lebih cepat dibanding GMT artinya ada selisih 7 jam. 

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network