Ogoh-ogoh merupakan simbol dari sifat buruk manusia yang diharapkan dapat ditekan atau dihilangkan. Karya seni patung dari budaya Bali itu menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
"Toleransi di Kota Semarang memang telah dikenal sebagai salah satu kekuatan dan kekayaan yang perlu terus dijaga. Hal ini terbukti dengan adanya apresiasi tiga kali berturut-turut dalam Harmony Award dan kota Semarang menduduki peringkat 7 Kota Toleran tahun 2022 dari Setara Institute," jelas Wing.
Ia mengharapkan penyelenggaraan even wisata tersebut dapat menjadi pemantik lahirnya beragam agenda wisata baru dengan melibatkan penggiat seni di Kota Semarang.
Metode pemberdayaan komunitas atau disebut "tourism based community" guna menarik wisatawan itu, lanjut dia, terus dikedepankan Disbudpar Kota Semarang untuk menambah keragaman objek wisata di kota Semarang.
Pelibatan komunitas lintas sektor, kata dia, menjadi sarana untuk semakin menjaga dan meningkatkan kerukunan antarwarga sehingga menjadikan Kota Semarang semakin aman, nyaman, dan kondusif sebagai rumah kita bersama.
Sesuai jadwal, festival seni dan pawai Ogoh-Ogoh itu akan dimulai Minggu (30/3), tepat pukul 07.00 WIB dengan titik start di Jalan Pemuda, melewati Jalan Pandanaran, dan berakhir di Lapangan Simpang Lima Semarang.