Nilai keagamaan dan kepramukaan saling berdialektika dan berdialog dan menjadi spirit para peserta PWN PTK. Para pembina telah menanamkan nilai-nilai tersebut yang dipadukan nilai-nilai lokal (local wisdom) yang terus hidup.
PWN PTK di Gorontalo dengan demikian, menjadi washilah para generasi muda usia mahasiswa untuk bersilaturrahmi intelektual, moral sekaligus nilai dan tradisi dengan pendekatan kepramukaan. Sebaliknya penyelenggaraan perkemahan yang selama ini hanya menekankan norma-norama kepramukaan an-sich menjadi lebih religius karetan balutan yang apik dari arsitek kepramukaan pada perguruan tinggi keagamaan.
Sanad keilmuan kepramukaan dari Robert Baden Powell mengalir ke gerakan pramuka Indonesia dan juga dalam kawah candradimuka Gerakan Pramuka PTK. Tidak berlebihan jika Kemenag mengatakan bahwa sebagai kementerian yang selama ini berkomitmen kuat mengusung gerakan pramuka melalui pendidikan keopramukaan sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Moderasi Beragama
Sebagai orang yang pernah mengawal kegiatan PWN PTK dalam kapasitasnya sebagai Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan kala itu, saya bangga PWN PTK XVI Tahun 2023 kali ini mengusung tema: "Merawat Keberagaman dan Perdamaian dalam Bingkai Moderasi Beragama", dan sub tema: "Peran Pramuka dalam Penguatan Moderasi Beragama untuk Mencapai Sustainable Development Goals (SDG's)".
Moderasi beragama yang menjadi program Kementerian Agama masuk dalam setiap denyut nadi, gerak langkah keluarga besarnya, bahkan harus mampu didesiminasikan ke suluruh warga bangsa. Melalui gerakan pramuka dipandang efektif, menjadi persemaian dan penguatan paham-paham keagamaan yang moderat.
Melalui PWN PTK XVI di IAIN Gorontalo, ribuah mahasiswa sebagai peserta kemah akan mendapatkan pengetahuan yang cukup sekaligus mampu menjadi bagian aktor yang berada di depan mengusung nilai-nilai beragama yang inklusif dan moderat.
Berbagai riset menunjukan angka intoleransi dan radikalisme yang cukup mengkhawatirkan di kalangan kaum muda dan mahasiswa. Alvara Riset misalnya menyebut 39% mahasiswa Indonesia terpapar intoleran dan radikal.
Model perkemahan yang didesain edukatif dan menyenangkan, akan mampu melahirkan gagasan-gagasan segar, tentang refleksi keagamaan. Pada saat yang sama para peserta yang berasal dari pelbagai agama bisa duduk bersama mendiskusikan tema-tema penting beragama dan berbangsa.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait