Orang di balik telepon itu menyebut meminta ditransfer balik Rp1,8 juta, karena mengaku kelebihan transfer. Nanung percaya, dia mentransfer ulang Rp1,8 juta ke rekening pelaku yang mengaku tinggal di Bukit Wahid Regency, wilayah Manyaran, Semarang Barat.
Si pelaku kemudian mengirim pesan lagi menggunakan bahasa Jawa halus. Mengucapkan terima kasih karena sudah mentransfer uang kelebihan membayar jahe, sekaligus meminta titik lokasi via maps untuk mengambil minuman jahe rempah pesanannya.
Namun, tak lama, orang yang sama di balik telepon itu menghubunginya lagi hendak memesan camilan dalam jumlah banyak. Karena tidak ada, akhirnya pelaku tidak jadi memesan. Pesanan diganti dengan kembali memesan jahe rempah dengan alasan untuk kakaknya sebanyak 100 bungkus.
Namun, Nanung menyebut hanya bisa membungkuskan 50 jahe rempah untuk pesanan kedua itu. Pelaku mengiyakan, sembari menanyakan berapa total harganya. Nanung menyebut Rp500.000.
Lagi-lagi pelaku mengirimkan bukti transfer bank dan mengaku sudah mentransfer Rp1,5 juta. Mengaku kelebihan transfer Rp1 juta dan meminta dikembalikan kelebihan transfernya.
“Saya mulai curiga, kok isi pesannya sama dengan yang awal,” kata Nanung.
Dia kemudian mengecek saldonya, ternyata tidak ada transferan masuk. Begitupun saat mencoba menanyakan transferan yang awal, pelaku tidak merespons. Tiba-tiba si pelaku mengirimkan foto KTP bernama Adam Fauzan, namun saat ditelepon sudah tidak aktif nomornya.
“Saya ikhlas dan belum melapor ke polisi kejadian ini. Saya jadikan pelajaran, semoga tidak menimpa orang lain. Kalau bisa ya pihak polisi bisa menangkap agar tidak muncul korban lainnya,” ujarnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait