SEMARANG, iNewsSemarang.id - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang menggelar sosialisasi keterampilan Pertolongan Pertama (PP) bertempat di area Car Free Day Simpang Lima Semarang Minggu (29/10/2023) pagi.
Komandan Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Markas Kota Semarang, Rizwan Riska Afahni mengatakan, untuk menjadi pelaku Pertolongan Pertama tidak cukup dengan modal niat yang ikhlas. Lebih dari itu, relawan juga harus membekali diri dengan keterampilan ilmu PP.
"Karena itu menjadi relawan anggota KSR PMI harus lulus dalam Diklat dasar 120 jam yang meliputi materi dan praktek," ujarnya.
Ia melanjutkan, ada prinsip-prinsip yang harus disadari oleh pelaku pertolongan pertama, diantaranya keselamatan diri, mencegah korban lebih parah atau bahkan meninggal dunia.
"Jadi jangan sampai kita niatnya menolong tapi karena salah penanganan, korban malah meninggal atau selama tapi kondisinya jadi lebih parah," terangnya.
Hal tersebut, kata dia, terjadi karena pelaku PP tidak melakukan deteksi awal atau penilaian terhadap korban. Sehingga, penolong tidak mengetahui korban mengalami patah tulang pada tempat tertentu.
"Jadi jangan sampai penolong memaksakan orang lain untuk membantu mengevakuasi atau memindahkan korban ke tepi jalan tanpa dipastikan bahwa korban dalam kondisi aman untuk dipindahkan," jelas alumnus KSR PMI Universitas Diponegoro Semarang ini.
"Kalau ada tulang leher yang patah kok dipaksakan dipindahkan ya korban akan meninggal dunia saat itu juga. Ada alat khusus atau bidai khusus untuk patah tulang leher dan tulang belakang. Jadi pastikan dulu dengan penilaian," lanjutnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait