BRIN Ingatkan Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Kekuatannya Mirip Gempa Bumi dan Tsunami Aceh

Tim iNews.id
BRIN membenarkan potensi potensi gempa bumi megathrust Selat Sunda magnitudo 8,7, namun bisa saja lepasnya bersamaan dengan segmentasi di atasnya, sehingga potensi kekuatannya menyerupai gempa bumi dan tsunami Aceh 2004. Foto: Ist

JAKARTA, iNews.idGempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 di wilayah barat daya Bayah, Provinsi Banten, hari ini (4/2/2022), menjadi deretan panjang fenomena gempa yang terjadi di wilayah pesisir Selat Sunda Banten. Sebelum gempa di Bayah Banten ini, gempa Selat Sunda magnitudo 6,6 yang menggunjang wilayah Jakarta terjadi pada awal tahun 2022.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan potensi gempa besar dari patahan megathrust di Selat Sunda. Gempa itu bisa berkekuatan M 8,7.

"Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono beberapa waktu lalu, menanggapi gempa selat sunda awal tahun itu.

Peringatan serupa disampaikan Widjo Kongko, perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai pada BRIN. Dia membenarkan potensi gempa bumi megathrust Selat Sunda 8,7, namun bisa saja lepasnya bersamaan dengan segmentasi di atasnya, yaitu megathrust Enggano, dan di sebelah timurnya megathrust Jawa Barat-Tengah.

"Jika pelepasan potensi gempa tersebut terjadi bersamaan, maka magnitudo gempa bumi bisa mencapai 9 atau lebih. Energi yang dihasilkan dari potensi gempa itu mirip dengan gempa bumi dan tsunami Aceh 2004," katanya.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan daratan sekitar pusat gempa bumi di Banten pada umumnya berupa morfologi dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh endapan sedimen berumur kuarter hingga tersier.

Endapan kuarter dan tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Dari posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa bagian barat (sekitar Selat Sunda).

Pada lokasi itu, mekanisme sesar naik yang berarah relatif barat laut-tenggara. Gempa bumi Magnitudo 6,6 merupakan gempa bumi yang terjadi pada bidang gesek antara kedua lempeng tersebut.

Melihat pada kondisi endapan yang telah mengalami pelapukan, maka tak heran gempa yang terjadi di sekitar wilayah Banten selalu diiringi dengan banyaknya kerusakan.[]

Editor : Sulhanudin Attar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network