Momen Haru Ritual Basuh Kaki Orang Tua Lintas Agama dan Etnis di Gang Pinggir Semarang

Ahmad Antoni
Suasana haru mewarnai acara Basuh Kaki Orang Tua di Gedung Rasa Dharma Jalan Gang Pinggir, Semarang, Kamis (8/2/2024). (foto Antoni)

SEMARANG, iNewsSemarang.id Momen haru mewarnai acara Basuh Kaki Orang Tua di Gedung Rasa Dharma Jalan Gang Pinggir, Kota Semarang, Kamis (8/2/2024). Sejumlah anak dan orang tua dari lintas agama dan etnis tak kuasa menahan tangis ketika pelaksanaan basuh kaki.

Belasan pasang orang tua dan anak mengikuti ritual basuh kaki yang diselenggarakan perkumpulan Boen Hian Tong. 

Tak sedikit yang meneteskan air mata saat para anak berjongkok di depan orang tua mereka masing-masing yang duduk berjajar di kursi ruang utama gedung Rasa Dharma. 


Suasana haru mewarnai acara Basuh Kaki Orang Tua di Gedung Rasa Dharma Jalan Gang Pinggir, Semarang, Kamis (8/2/2024). (foto Antoni)

 

Perlahan pada anak memasukkan handuk kecil ke dalam baskom plastik berisi air, kemudian dengan lembut membasuh kaki orang tua mereka.

"Saya anak tunggal dari mamah saya. Seumur hidup belum pernah saya membasuh kaki kedua orangtua saya," ungkap Lia, salah satu peserta dengan menahan keharuan.

Toni (43) warga Kampung Pelangi Wonosari Semarang mengungkapkan rasa harunya ketika membasuh kaki orang tua, sebagai simbol bakti kepada ibu. 

"Karena ibu ini sudah susah payah membesarkan kita.  Di masa lalu sudah dia lalui dengan jerih ayah, saat ini saya hanya bisa membasuh kakinya,” kata Toni.

“Saya kira apapun yang kita berikan tidak bisa menggantikan yang sudah diberikan oleh ibu. Ini hanya sebagian. Kecil dan simbol saja. Jasa ibu tidak tertandingi oleh apapun," ujarnya.

Sementara, Ketua perkumpulan sosial Boen Hian Tong (Rasa Dharma), Harjanto Halim menyampaikan bahwa bakti kepada orang tua bukan hanya membasuh kaki. 


Suasana haru mewarnai acara Basuh Kaki Orang Tua di Gedung Rasa Dharma Jalan Gang Pinggir, Semarang, Kamis (8/2/2024). (foto Antoni)

 

Menurutnya, dengan menghidupkan kembali tradisi kina ini, para anak jadi tahu bagaimana menjaga kebaikan, memaknai kembali hubungan anak dengan orang tua dan orang tua dengan anak. 

"Bagi saya ini ibadah. Kita ikut terharu. Berarti ini sangat mengandung nilai spiritual. Ini sebenarnya menghidupkan tradisi Tionghoa yang dulu pernah ada,” ujar Harjanto.

“Jadi tradisi ini perlu diangkat kembali, dan ini bisa dilakukan lintas agama lintas etnis, karena agama apapun menganjurkan untuk menghormati orang tua," ujarnya.
 

Editor : Maulana Salman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network