Tindakan Mbah Benu ini dilakukan tanpa bayaran apa pun, namun murid-muridnya yang kadang memberikan rokok atau makanan sebagai tanda terima kasih. Seiring berjalannya waktu, beberapa muridnya juga membantu dengan memberikan bensin atau bahkan mengantarkan Mbah Benu ke tempat tujuan dengan mobil mereka.
Mbah Benu menjalani kegiatan itu secara konsisten selama bertahun-tahun, terhitung sudah 30-40 tahunan hingga sekarang. Meski tidak memiliki catatan ilmu sekaya para alim ulama dari pondok pesantren atau sekolah-sekolah agama NU atau Muhammadiyah. Namun catatan ilmu yang digenggamnya itu diamalkan secara konsisten istiqamah. Semisal diundang kalau ada orang sakit atau kena santet, seringnya baca doa-doa anggitan Syaikh Abu Hasan Asyadzili atau Syaikh Hasyim Asyaqafi.
Meski demikian, ada beberapa tradisi keagamaan yang tidak dia praktikkan, seperti Maulid Barzanji, karena merasa belum pantas untuk mengamalkannya secara langsung kepada Nabi. Namun, dia tetap setia membaca shalawat Muhamadurrasulullah 18 bait pada setiap awal majelisnya.
Dengan kehidupan yang teguh dan berdedikasi selama bertahun-tahun, tidak mengherankan jika jamaah dan warga sekitar masjid Aolia menghormati dan mengikuti jejaknya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait