Ketahuilah wahai Muhammad ibnul Wasi', semua orang yang melakukan ibadah haji ke Baitullah Masjidil Haram saat ini telah aku ampuni dan telah aku kabulkan doa mereka sebelum kau panjatkan Muhammad Ibnul Wasi'."
Mendengar itu, Muhammad Ibnul Wasi' kaget seakan-akan mendapat teguran dari Allah. Dari kisah tersebut, kita dapat mengambil hikmah bahwa Allah adalah Zat Maha Pengasih di antara semua pengasih.
Ulama sekelas Muhammad Ibnul Wasi tentu punya niat baik, namun beliau seakan-akan tidak yakin dengan ampunan Allah kepada para hamba-Nya. Dan benar saja Allah Ta'ala menunjukkan kebesarannya dan Maha Dermawan-Nya kepada para hamba-Nya.
Makna Kisah Kisah ulama yang naik haji 30 kali ini disampaikan Al-Habib Syafiq Bin Ali Ridho, Pimpinan Majelis Riyadhul Jannah Tangerang. Sebagaimana diketahui, 9 Dzulhijjah atau Hari Arafah adalah hari di mana semua dosa diampuni Allah Ta'ala. Semua doa dikabulkan dan semua hajat dipenuhi oleh Allah Ta'ala.
Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda yang artinya barang siapa yang melaksanakan wukuf di Padang Arafah dan dia ragu diterima Allah Ta'ala, maka itu merupakan dosa besar bagi dia. Ragu yang dimaksud kata Habib Syafiq yaitu keraguan akan kemampuan Allah Ta'ala mengampuni hamba-Nya di hari Arafah.
Meragukan anugerah Allah di Hari Arafah itu dosa besar. Maka hendaknya setiap mukmin berhusnudzan (berprasangka baik) kepada Allah bahwa DIA Zat yang Maha memberi ampunan, memberi rahmat, memberi pertolongan, dan mengabulkan segala "Dari kisah tadi, kita ingin kebaikan yang Allah turunkan di Arafah , semoga diturunkan juga di tempat mulia ini.
Sehingga kita tidak bangun dari majelis ini melainkan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah dan keadaan kita diubah menjadi dekat dengan Allah. Dikabulkan segala hajat dan dipanjangkan usia kita dalam keadaan sehat wal 'afiat, dan wafat dalam keadaan husnul khatimah," kata Habib Syafiq dalam salah satu tausiyahnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait