UNGARAN, iNewsSemarang.id - Buseri (74 tahun), warga Desa Krandon Lor, Kecamatan Suruh, ditemukan meninggal dunia di sebuah parit tidak jauh dari rumahnya pada Minggu sore, 9 Juni 2024. Korban ditemukan oleh istrinya, Kamtin (61 tahun), dalam keadaan tidak bernyawa.
Kapolsek Suruh, AKP Ririh Widiastuti, SH. MH., mengungkapkan pada Senin, 10 Juni 2024, bahwa korban tidak berpamitan lagi dengan istrinya setelah pulang mencari pakan ternak.
"Menurut keterangan istri korban, Bapak Buseri keluar rumah pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB untuk mencari pakan ternak kambing miliknya. Sekitar pukul 10.00 WIB, korban kembali ke rumah dengan membawa tanaman untuk pakan ternaknya, yang diketahui oleh istri korban. Namun, sesaat setelah menaruh tanaman tersebut, korban kembali meninggalkan rumah tanpa pamitan," jelas Kapolsek didampingi Kanit Binmas Ipda Aris Widagdo, SH, Kanit Reskrim Aiptu Amari, SH, dan Ka SPKT Aipda Toriqul SH., saat mendatangi TKP.
Kapolsek melanjutkan, hingga pukul 16.00 WIB, korban belum juga kembali, sehingga istri korban memutuskan untuk mencarinya. Korban ditemukan sekitar 250 meter dari rumah dalam keadaan meninggal dunia.
Melihat suaminya dalam kondisi terlentang dan sudah meninggal dunia, istri korban segera meminta bantuan warga sekitar dan melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Suruh.
"Di lokasi kejadian, bersama personel Polsek Suruh, Babinsa, dan warga sekitar, ditemukan dua buah bambu dan senjata tajam jenis bendo yang diduga digunakan untuk memotong bambu. Dari keterangan warga sekitar, Rohandi (46 tahun) dan Nur Aziz (50 tahun), korban sehari-hari membuat keranjang anyaman dari bambu bersama keluarganya," ujar Kapolsek.
Kapolsek menambahkan bahwa parit tersebut memiliki kedalaman sekitar 1,5 meter dari lokasi jatuhnya korban, dan ditemukan bekas tanah tergerus yang diduga akibat korban terpeleset ke dalam parit yang kering dan berbatu.
Keterangan dari pihak keluarga menyebutkan bahwa korban tidak memiliki riwayat penyakit, namun beberapa waktu lalu sempat menjalani operasi hernia.
Tim medis Puskesmas Suruh yang juga datang ke TKP menjelaskan bahwa korban meninggal dunia murni bukan karena penganiayaan, dengan hasil pemeriksaan luar yang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.
"Pihak keluarga, melalui Eko Wibowo (55 tahun) yang merupakan keponakan korban, telah membuat surat pernyataan menerima kejadian tersebut dan menolak dilakukan autopsi. Selanjutnya, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," pungkas AKP Ririh.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait