Pementasan Sang Panggung di Taman Indonesia Kaya, Sarat Pesan dan Muatan Moral

Ahmad Antoni
Teater Lingkar kembali menggelar pementasan dengan lakon ‘Sang Panggung”. Naskah lakon bertajuk “Nyi Panggung” karya Eko Tunas diadaptasi sutradara Sindhunata Gesit Widharto menjadi “Sang Panggung”. (IST)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Teater Lingkar kembali menggelar pementasan dengan lakon Sang Panggung.  Naskah lakon bertajuk Nyi Panggung karya Eko Tunas diadaptasi sutradara Sindhunata Gesit Widharto menjadi Sang Panggung ini dipentaskan di Taman Indonesia Kaya, Semarang.

Lakon Sang Panggung ini pernah dipentaskan empat tahun lalu sekaligus merupakan karya yang diajukan sebagai Tugas Akhir Program S2 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta jadi tesisnya dengan tajuk Pakeliran Sampakan “Sang Panggung“.

Lakon “Sang Panggung” yang ditaja Teater Lingkar ini mengusung kisah kesenian tradisi “Ketoprak Tobong” merupakan gambaran kekinian seni tradisi yang terasing di kampungnya sendiri. 

“Era globalisasi dengan dukungan teknologi yang canggih tak bisa dibendung tanpa henti terus membobardir hingga pelosok-pelosok kampung dan ruang privat. Apalagi dengan hadirnya gajet yang semakin canggih menyita berbagai aktivitas kehidupan manusia,” kata Sindhunata Gesit Widharto, Kamis (4/7).

Seni tradisi seperti Ketoprak Tobong Eko Mardhika, hidupnya penaka kerakap di atas batu. Ini merupakan sebuah ujaran yang pas untuk menggambarkan kehidupan ke(seni) an tradisi warisan leluhur saat ini. 

“Hidup segan mati tak mau. Kesenian tradisi makin terjerembab ke jalan sunyi meuju kematian.Teater GugatPersembahan Teater Lingkar yang sudah membumi 44 tahun di Kota Semarang lewat pementasan ini menggugat keadaan yang fana ini,” ujarnya.

Menurutnya, seniman tradisi untuk mempertahankan eksistensi harus beradaptasi dengan jaman penonton milinial dan generasi Gen Z. 

Pementasan lakon ”Sang Panggung” ini didukung para pelaku dari anggota Teater Lingkar (Semarang) antara lain; Denmas Eko/Dalang (Sindhu), Nyi Gadhung Mlathi (Niken), Darbol (Kris Ganza), Bandhot/Bandhung Bandhawasa (Roso Power) Laras/Lara Jonggrang (Ning), Paimin (Tatang), Jabrud (Pay) Tukang Pijat (Budibobo), Bodrex/Prabu Baka (Prieh Raharjo), Jujuk (Dwiq), dan para penari.Sang sutradara Sindhunata mengatakan, kalau dia merombak habis-habisan naskah “Nyi Panggung” menjadi “Sang Panggung. 

Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network