JAKARTA, iNewsSemarang.id - Seperti Donald Trump, Soekarno juga hampir terkena peluru pembunuh pada tahun 1962. Proklamator dan Presiden pertama Indonesia itu pernah beberapa kali menjadi sasaran percobaan pembunuhan.
Upaya pembunuhan terhadap Soekarno terjadi di kompleks Istana Negara, Jakarta, pada momen salat Idul Adha 1381 Hijriah, tanggal 14 Mei 1962.
Saat itu, salat Idul Adha berlangsung sebagaimana mestinya dengan Soekarno berada di saf paling depan sebagai pemimpin republik.
Ketika rakaat kedua hampir selesai, tiba-tiba seseorang berdiri, berteriak, dan mengeluarkan senjata api. Orang tersebut mengarahkan tembakan kepada Bung Karno.
Namun, tidak ada peluru yang mengenai ayah Megawati Soekarnoputri tersebut. Peluru justru mengenai Ketua DPR saat itu, KH Zainul Arifin, dan Ketua Nahdlatul Ulama (NU), KH Idham Chalid, yang menjadi imam salat. Keduanya pun terluka.
Soekarno yang selamat dari maut langsung dibawa ke tempat yang aman. Sementara para pelaku, yakni Sanusi, Kamil, dan Jaya Permana, berhasil diringkus. Satu pelaku lain, yaitu H Muhammad Bachrum, ditangkap karena diduga menjadi otak pembunuhan.
Belakangan diketahui, para pelaku merupakan anggota kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kartosuwiryo.
Para pelaku akhirnya divonis hukuman mati oleh pengadilan. Namun, Soekarno memberikan pengampunan atau grasi.
Dalam pidatonya pada tahun 1965, Soekarno mengenang dirinya hampir mati terbunuh. Bung Karno bersyukur nyawanya masih dilindungi Tuhan. "Kalau tidak, tentu saya sudah mati terbunuh. Dan mungkin, akan saudara namakan tragedi nasional," katanya.
Editor : Sazili Mustofa
Artikel Terkait