Kisah Raden Patah, Penguasa Kerajaan Islam Pertama di Jawa yang Keturunan China 

Avirista Midada
Raden Patah berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam di Demak. Foto/Ist

JAKARTA, iNewsSemarang.id - Raden Patah adalah raja pertama Kesultanan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Ia mulai memerintah setelah Kerajaan Majapahit runtuh pada pertengahan abad ke-15.

Terdapat berbagai versi mengenai asal usul Raden Patah, penguasa pertama Kerajaan Demak ini. Ada yang menyebutnya dengan nama lain, yaitu Jin Bun.

Raden Patah termasuk salah satu pendiri Kerajaan Demak bersama para Wali Songo, yaitu sembilan wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Menariknya, ada beberapa versi mengenai asal usul Raden Patah, namun hampir semuanya menghubungkan dengan latar belakang China.

Dalam versi Purwaka Caruban Nagara, Raden Patah dikatakan sebagai putra Brawijaya dari selir China bernama Siu Ban Ci, putri pasangan Tan Go Hwat dan Siu Te Yo dari Gresik. 

Tan Go Hwat dikenal sebagai seorang saudagar dan ulama bergelar Syekh Bantong, yang merujuk pada nama Sunan Bonang, menurut buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa".

Menurut Sejarah Banten, Raden Patah, yang juga dikenal sebagai Cu Cu atau Gan Eng Wan, adalah putra (atau bawahan) Haji Gan Eng Cu, mantan Perdana Menteri Tiongkok yang pindah ke Jawa Timur. 

Cu Cu pernah mengabdi kepada Majapahit dan berjasa dalam menumpas pemberontakan Arya Dilah, seorang bupati dari Palembang, meskipun berita ini dianggap aneh karena dalam Babad Tanah Jawa, Arya Dilah adalah nama lain dari Arya Damar, ayah angkat Raden Patah. 

Karena jasanya, Cu Cu menikah dengan putri raja Majapahit dan diangkat sebagai bupati di Demak. Selama menjabat sebagai bupati Demak, Cu Cu bergelar Arya Sumangsang (Arya Suganda).

Menurut kronik China yang tercatat di Kuil Sam Po Kong, Semarang, Raden Patah, yang dikenal sebagai Jin Bun, lahir pada tahun 1455 M. 

Jin Bun adalah putra Kung-ta-bu-mi atau Kertabumi, Raja Majapahit, yang lahir dari selir China. Selir tersebut kemudian diberikan kepada seorang peranakan China bernama Swan Liong di Palembang, dan dari perkawinannya dengan Swan Liong, lahirlah Kin San. 

Kronik China di Kuil Sam Po Kong ini dianggap lebih masuk akal oleh sejarawan Profesor Slamet Muljana, yang menyebutkan bahwa Raden Patah adalah ayah dari Arya Damar.

Meskipun terdapat perbedaan dalam versi asal usul Raden Patah, seluruh versi sepakat bahwa Raden Patah adalah raja pertama dan pendiri Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. 

Ia memerintah dari tahun 1478 hingga 1518 M. Selama pemerintahannya, Raden Patah memiliki tiga istri. 

Istri pertama adalah Nyi Gedhe Maloka atau Ratu Asyikah binti Sunan Ampel, putri Sultan Ampel, yang melahirkan putra bernama Raden Surya dan Raden Trenggana.

Raden Trenggana kemudian menjadi Sultan Demak (1521-1546 M) setelah masa pemerintahan Pati Unus (1518-1521 M).

Istri keduanya adalah putri dari Randu Sanga, yang melahirkan Raden Kanduruwan. Istri ketiganya adalah putri dari Bupati Jipang, yang melahirkan Raden Kikin atau Pangeran Sekar Seda Lepen dan Ratu Mas Nyawa. Raden Kikin adalah ayah dari Arya Penangsang, Adipati Jipang.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network