Mahasiswanya Ditahan Polisi usai Demo Ricuh di Semarang, Rektor Turun Tangan

Eka Setiawan
Polisi mengamankan sejumlah demonstran saat terjadi kericuhan di Jalan Pemuda Semarang, Senin (26/80 malam. (ist)

SEMARANG, iNewsSemarang.id - Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Prof Gunarto dan tim mendatangi Polrestabes Semarang, Selasa (27/8/2024). Mereka meminta polisi segera membebaskan mahasiswa yang terlibat demo.

Dia meminta polisi menerapkan restorative justice. Salah satu pertimbangannya; para mahasiswa itu sedang menyampaikan aspirasi soal kondisi negara. Aksi mereka ini perlu dikawal sebab menyuarakan aspirasi masyarakat luas, tak hanya Kota Semarang dan Jateng, namun suara rakyat Indonesia.

Pendekatan represif ini merugikan mahasiswa, khususnya yang ditahan. Para mahasiswa harus melanjutkan pendidikannya. Kalau ada penyidikan jangan dimolorkan, tapi dipercepat karena mereka itu para aktivis yang cerdas, pasti bisa menjawab dengan waktu singkat sehingga penyidikan bisa ditangani dan dia bisa keluar,” ucapnya.

Gunarto menilai ada pemicu para pengunjuk rasa hingga melakukan kericuhan, ditambah tembakan gas air mata dan peluru karet yang mengenai massa aksi. 

“Restorative justice perlu dilakukan, mementingkan kaitan perdamaian segala persoalan hukum jangan mesti dibawa ke ranah pidana. Karena kita juga pada saat itu peluru-peluru karet yang ditembakkan menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa, itu perlu ada penegakkan keseimbangan yang adil,” ujarnya.

Sementara, 32 orang demonstran ditangkap polisi buntut aksi demo ricuh di Kota Semarang, Senin (26/6/2024). Mereka semua menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang usai menyuarakan aksi kekecewaan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berujung kericuhan.

Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, puluhan orang yang ditangkap perinciannya terdiri atas 22 siswa STM/SMK dan 10  mahasiswa. “Total semua 32 orang,” kata dia di Polda Jateng, Selasa (27/8/2024). 

Dia menyebut para orang tua anak-anak STM akan dipanggil hari ini ke Polrestabes Semarang untuk dimintai keterangan. Termasuk di antaranya mendalami tujuan anak-anak mereka mengikuti demonstrasi. 

“Bersama orang tuanya, anak itu akan diwawancara atau interview penyidik soal maksud dan tujuan datang ke acara atau unjuk rasa itu apa, padahal tidak ada hubungannya dengan anak SMK,” katanya.

Polda Jateng menyebut situasi Kota Semarang sudah kembali kondusif. Aktivitas warga di sekitaran Balai Kota Semarang sudah normal kembali.

Informasi diperoleh, 32 orang yang diamankan berasal dari siswa SMK Tunas Patria Ungaran, SMK Garuda Nusantara Demak, SMK Bakti Nusantara Demak, SMK NU Ungaran, SMK 1 Guntur Demak, SMK 21 Demak, SMK 2 Demak, SMK Grobogan dan SMK 2 Kesatrian Semarang, SMK 5 Semarang dan SMK Dr Cipto.

Sementara mahasiswanya dari UIN Walisongo Semarang lima orang, Universitas Semarang (USM), Unissula, Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Diponegoro (Undip) masing-masing satu orang.

“Saya membawa aspirasi mahasiswa sebagai pemimpin pasa depan yang ingin mewujudkan Indonesia adil sejahtera. Jadi teman-teman yang ditahan, saya ingin untuk bisa dikeluarkan hari ini,” ucapnya.


 

Editor : Ahmad Antoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network