KIEV, iNewsSemarang.id - Kekuatan pasukan Ukraina bertambah seiring dengan bergabungnya puluhan ribu relawan asing. Kekuatan tersebut merupakan kekuatan selain peralatan tempur bantuan negara Barat yang terus mengalir datang.
Kabar ini diperkuat dengan pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut sekitar 16.000 warga asing dalam perjalanan ke negaranya sebagai relawan untuk ikut berperang melawan Rusia.
"Ukraina menyambut relawan asing yang datang ke negara kita, kelompok pertama dari 16.000. Mereka datang untuk membela kemerdekaan dan nyawa. Untuk kita, untuk semua orang dan ini akan berhasil, saya yakin," ujarnya, lagi.
Sebelumnya, Zelensky mengumumkan pembentukan Legiun Internasional Pertahanan Teritorial, unit paramiliter yang didukung pemerintah bagi warga asing yang ingin bergabung. Beberapa negara Eropa, seperti Inggris dan Latvia, menyatakan tidak akan melarang warganya pergi berperang di Ukraina.
Relawan internasional serta tentara bayaran sebenarnya bukan hal baru dalam konflik Rusia dan Ukraina. Mereka diyakini telah lama terlibat dalam perang di Donetsk dan Luhansk (Donbass), dua wilayah di Ukraina yang memisahkan diri.
Sepekan sebelum menyerang Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengaku telah mengamati pemingkatan perekrutan tentara bayaran. Dia menyebut warga asing berpengalaman dikerahkan ke Donbass untuk membantu militer Ukraina.
“Ada informasi bahwa tentara bayaran dari Kosovo, Albania, serta Bosnia dan Herzegovina direkrut untuk dikirim ke Donbass serta negara-negara lain, untuk mengacaukan Rusia. Kami sedang mengeceknya,” kata Lavrov, kepada RT, saat itu.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait