SEMARANG, iNewsSemarang.id – Suara tabuhan rebana menggema di Jalan Dokter Cipto, mengiringi langkah pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Agustin-Iswar, menuju kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang, di Jalan Dokter Cipto, Senin (23/9/2024) sore.
Kemeriahan itu dihadirkan oleh Tim Hadroh Relawan Semarang Gumuyu (Guyub Maju Yo Unggul) yang setia mendukung pasangan calon tersebut dalam agenda penetapan nomor urut.
Sebelum mengantarkan Agustin-Iswar ke KPU, grub hadroh yang berjumlah 30 personel yang mayoritas oleh laki-laki itu menghibur dengan lantunan sholawat dan lagu-lagu islami di Posko Pemenangan JAGUAR di Jalan Dokter Cipto Nomor 179 Semarang.
Dengan jarak sekitar 200 meter, Tim Hadroh berjalan kaki dari Posko Jaguar yang juga terletak di Jalan Dokter Cipto menuju kantor KPU.
Iringan musik tradisional yang khas, dengan tabuhan rebana dan lantunan gambus, menciptakan suasana penuh semangat.
Ketua Pelaksana Relawan Semarang Gumuyu, Ir. Suhariyanto menyampaikan, sekitar 100 relawannya hadir untuk memberikan dukungan penuh kepada pasangan Agustin Iswar.
"Kami, Relawan Semarang Gumuyu, ingin memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keseimbangan politik di Kota Semarang. Kehadiran kami di sini tidak hanya sebagai bentuk dukungan politik, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa kami tetap aktif dalam upaya memajukan kota ini," ujar Suhariyanto.
Ia juga menambahkan bahwa dukungan ini tak lepas dari latar belakang nilai-nilai yang diusung oleh relawan, terutama dari kelompok-kelompok pengajian dan majelis taklim yang berpaham ahlusunah waljamaah yang ingin menciptakan suasana hijau dan sejuk dalam kontestasi politik.
Suhariyanto mengatakan, Semarang Gumuyu, kelompok relawan yang diprakarsai oleh Ady Setiawan yang akrab disapa Mas Wawan, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menampilkan keragaman budaya dalam politik.
"Politik bukan hanya soal memenangkan kursi, tetapi juga soal bagaimana kita bisa bermanfaat bagi kota dan masyarakat. Kami memilih untuk mengiringi Agustin-Iswar dengan musik tradisional karena menghormati keragaman budaya yang ada di Indonesia, khususnya di Semarang," jelasnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait