SEMARANG, iNewsSemarang.id - Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan sistem pembayaran non-tunai yang dikembangkan Bank Indonesia (BI) dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat.
Salah satunya, Audrian Firhanusa warga Plamongan Indah, Kota Semarang. Dia merasakan kemudahan membayar non-tunai menggunakan QRIS.
"Sekarang di warung-warung kecil sudah pada pakai QRIS, jadi memudahkan kita yang jarang bawa uang cash," kata Audrian, Selasa (3/12/2024).
Salah satunya ketika dia makan di sebuah warung di Kota Semarang. Harga yang dibayar untuk seporsi makan dan minum, cukup dia bayar pakai QRIS. Selain cepat, juga tidak repot penjual misalnya menyiapkan kembalikan ketika tidak membayar dengan uang pas.
Sementara itu, berdasar data Kantor Perwakilan BI Jateng, sepanjang tahun 2024 hingga bulan Oktober, provinsi ini menjadi lokasi merchant QRIS terbanyak ke-4 di Indonesia dengan 3,4juta merchant. Tumbuh 16,29 persen year on year (yoy).
Merchant QRIS didominasi UMKM sebesar 97,98persen dengan lokasi terbanyak merchant QRIS di Kota Semarang. Termasuk pula volume transaksinya terbanyak masih berasal dari Kota Semarang.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Nita Rachmenia menyebut tiga kelompok usaha yakni Usaha Kecil (UKI), Usaha Mikro (UMI) dan Usaha Menengah (UME) merupakan merchant QRIS yang mendominasi di Jateng.
“Volume (transaksi QRIS) terbanyak di Jateng memang terbanyak di Kota Semarang, kemudian Kota Surakarta dan Kabupaten Banyumas. Jumlah merchant otomatis Kota Semarang (terbanyak). Ini jadi fokus kami, bagaimana mendorong agar merata di kabupaten, kota di Jateng, karena kita punya 35 kabupaten, kota ya,” kata Nita, dikutip Selasa (3/12/2024).
Berbagai strategi terus dilakukan BI untuk perluasana adopsi penggunaan QRIS itu. Di antaranya; lewat berbagai program menyasar pelajar SMA atau setingkat, mahasiswa, hingga pekerja.
“Kami terus mendorong agar merata, memang strateginya dilakukan secara bertahap di kota-kota besar dulu adopsinya,” tutup Nita.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait