BOYOLALI, iNewsSemarang.id – Setelah mengalami masa paceklik cukup lama sejak pandemi Covid-19, perajin tembaga dan kuningan di Dukuh Tumang, Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali mulai kebanjiran pesanan menjelang Ramadan.
Peningkatan pesanan khusus untuk ormamen masjid mengalami peningkatan. Pesanan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Sidik Murdoko (45), salah satu perajin tembaga di Tumang mengatakan, ada peningkatan pesanan berbagai macam ornamen masjid. Pesanan antara lain berupa ornamen masjid, lampu replika Masjid Nabawi, pintu, dan kubah.
“Pesanan berasal dari Magetan dan Aceh dengan masa pengerjaan waktu sekitar 2,5 bulan. Saya dibantu 11 pekerja untuk menyelesaikan pesanan,” kata Sidik Murdoko, Senin (14/3/2022).
Dia mengatakan, permintaan pasar sempat berkurang karena pandemi Covid-19. Namun menjelang Ramadan tahun ini, khusus untuk ornamen masjid terdapat peningkatan. Biasanya ada satu hingga dua pesanan, saat ini tambahannya ada belasan pesanan.
Berdasarkan bahan baku yang didatangkan dari Surabaya, harga setiap ornamen bervariasi. Untuk pintu, dia mematok harga Rp89 juta per unit. Sedangkan replika lampu ditawarkan Rp96 juta per unit, kubah ukuran diameter dua meter senilai Rp23 juta per unit dan kubah ukuran diameter 1,5 meter seharga Rp21 juta.
Kepala Desa Cepogo, Mawardi mengungkapkan, Tumang sudah lama dikenal sebagai penghasil kerajinan berbahan dasar tembaga dan kuningan yang bervariasi dan tahan lama.
Sejak pandemi Covid-19, para perajin mengalami penurunan pesanan. Namun kini, menjelang Ramadan sudah ada peningkatan pesanan sekitar 50 persen.
"Permintaan pasar pada awal 2022 sudah mulai bagus ada kenaikan sekitar 50 persen dari pada saat awal-awal pandemi. Jadi sekarang untuk orderan sudah ada, geliat masyarakat sudah mulai jalan," katanya.
Menurut dia, dari 2.000 perajin tembaga di Tumang, terdapat 200 orang yang mampu membuka showroom dan menghidupi serta memutar roda perekonomian.
Kerajinan tembaga Tumang di Dusun Tumang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Artinya, perlu upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan seni kriya logam Tumang," katanya.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait