Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Rusia Naik Pitam: Tak Bisa Dimaafkan!

Ahmad Islamy Jamil
Foto lawas pertemuan Biden dan Putin pada 10 Maret 2011. Kala itu, Joe Biden masih menjabat sebagai Wapres AS dan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia. Foto: AP Photo

WASHINGTON DC, iNewsSemarang.id – Pernyataan Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang, menuai reaksi keras dari kubu Rusia. Juru bicara kepresidenan Rusia menganggap pernyataan Biden sebagai retorika omong kosong tidak sesuai fakta.

Istana Kepresidenan Rusia menganggap ucapan pemimpin Gedung Putih tentang Putin tidak dapat diterima. Apalagi, ucapan tersebut berasal dari seorang pemimpin negara yang bomnya membunuh ratusan ribu orang.

"Kami menganggap retorika kepala negara (Biden) yang seperti itu, yang bomnya menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia, tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada kantor berita Sputnik, Rabu (16/3/2022).

Pasukan Rusia terus membombardir kota-kota Ukraina yang terkepung, termasuk penembakan intensif di ibu kota Kiev. Tentara Moskow belum lagi merebut salah satu dari kota-kota terbesar di Ukraina sejak opersi militer dimulai pada 24 Februari lalu.

Operasi itu dilakukan Rusia sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, operasi khusus itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina. Penduduk sipil pada prinsipnya tidak dalam bahaya.

Moskow pun telah berulang kali menegaskan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina. Namun, negara-negara Barat telah memberlakukan banyak sanksi terhadap Rusia atas serangan ke Ukraina tersebut.

Sebelumnya Biden mengatakan, Amerika Serikat bakal menggelontorkan dana tambahan sebesar 800 juta dolar AS untuk bantuan keamanan ke Ukraina dalam memerangi Rusia.

Dana itu dialokasikan untuk pembelian paket persenjataan baru termasuk drone, antiarmor, dan sistem rudal antipesawat.

Editor : Sulhanudin Attar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network