Di MAS, dilakukan prosesi pembacaan Suhuf Halaqoh tanda masuknya bulan suci Ramadan, serta pembagian roti ganjel rel di Alon-Alon Semarang. Pasca dari MAS, rombongan melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
"Ini adalah tradisi tahunan jelang Ramadan. Semarang ini terdiri dari berbagai macam etnis, dan kebudayaan yang disatukan," kata Agustina.
Warak Ngendog merupakan hewan mitologi sebagai simbol dari akulturasi budaya yang ada di Semarang. Ada etnis Jawa, Arab, Melayu serta Tionghoa. Sebuah simbol yang menandakan Kota Semarang memiliki toleransi tinggi.
Menurut Agustina, Dugderan bisa menjadi tradisi yang mengangkat pariwisata Kota Semarang. Pengemasan yang semakin baik akan menjadi magnet wisatawan lokal maupun manca negara.
"(Dugderan) ini unik dan keren, keterlibatan masyarakatnya luar biasa. Ini bisa mengangkat nama Kota Semarang," tandasnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait