JAKARTA, iNewsSemarang.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 7,9 persen atau 514,47 poin ke level 5.996 pada perdagangan Selasa (8/4/2025). Kendati demikian, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan ekonomi Indonesia tetap terkendali.
“Dunia sedang tidak baik-baik saja. Kita lihat indikator pasar keuangan masih berfluktuasi. IHSG pagi tadi sempat negatif, namun sudah berada pada tren positif, sudah naik," kata Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Airlangga mengatakan nilai tukar rupiah juga relatif terjaga. Dia menilai pelemahan mata uang juga terjadi di negara-negara lain.
Bahkan, kata dia, mata uang Jepang yakni Yen melemah sampai 50 persen.
"Kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang, pelemahannya itu sampai 50 persen. Demikian pula beberapa negara lain. Bahkan Amerika menggugat pelemahan currency itu sebagai currency manipulator. Jadi itu dimasukkan sebagai bagian daripada non-tariff barrier," tutur dia.
Airlangga mengungkapkan kinerja surat utang negara masih cukup baik, dan cadangan devisa dalam kondisi stabil. Namun, dia menyoroti adanya peningkatan ketidakpastian ekonomi global menyusul kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Dia mengatakan, probability recession atau probabilitas resesi juga meningkat. Namun, kata dia, Indonesia relatif rendah yakni 5 persen.
"Kemudian trade policy uncertainty (ketidakpastian kebijakan perdagangan) juga tinggi, sehingga kita masuk dalam kebijakan yang uncertain (tidak pasti)," kata dia.
Airlangga menyampaikan pasar uang juga bergejolak. Nilai sejumlah mata uang menurun.
Rantai pasok global, kata dia, juga terganggu. Menurutnya, banyak korporasi yang akan menahan konsumsi hingga berujung penurunan.
"Bahkan wait and see untuk melakukan investasi atau pun ekspansi," tutur dia.
Airlangga mengatakan, secara rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia relatif menurun di angka 2,7 persen. Hanya India yang diproyeksikan tinggi di angka 6 persen.
"Namun dengan adanya trade policy Trump ini diperkirakan ada koreksi sekitar setengah persen," ujar dia.
(Arni Sulistiyowati)
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait