MAGELANG, iNewsSemarang.id - Dusun Sendaren, Desa Karangrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kini menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Di desa ini memiliki banyak spot unik yang tidak dimiliki oleh tempat lain. Salah satunya adalah Gubuk Kopi.
Yang menjadi daya tarik, tempat ini tidak hanya menjadi tempat bersantai, tetapi juga merupakan pabrik pengolahan gula kelapa tradisional. Itu sebabnya, di gubuk kopi ini tidak hanya menyajikan kopi tetapi juga aneka minuman lainnya. Setiap pelancong yang datang ke tempat ini, dipastikan mendapat edukasi mengenai proses pembuatan gula kelapa tradisional dari Agus Prayitno, sang pemilik.
Setiap pengunjung yang datang ke lokasi, akan disambut oleh Agus dan disuguhi secangkir teh hangat yang dipadukan dengan potongan gula kelapa. Sambil menyeruput teh hangat, Agus menjelaskan proses pengolahan gula kelapa. Mulai dari pengambilan air nira, pengadukan, hingga pencetakan ke dalam batok kelapa.
Menurut Agus, produksi gula kelapa di Karangrejo sangat bergantung pada pohon kelapa tua yang ditanam sejak zaman nenek moyang. Beberapa pohon bahkan mencapai usia sekitar 100 tahun, menjulang hingga 15 meter.
Untuk bisa meningkatkan produksi gula, sejak beberapa tahun lalu ia dan masyarakat desa mulai menanam pohon kelapa jenis hybrida dengan cara tumpangsari, yakni ditanam tersebar di pekarangan rumah warga, sebagai pembatas jalan atau lahan.
“Kalau di tanam di tanah khusus seperti perkebunan, tidak memungkinkan karena pohon baru bisa diproduksi minimal 5 tahun kedepan. Jadi selama jangka waktu itu, sayang jika lahan menjadi tidak produktif,” jelas Agus dalam keterangan, Rabu (14/5).
Dengan terbatasnya ketersediaan bahan baku tersebut, produksi gula kelapa pun tidak bisa ditingkatkan dengan cepat. Padahal seringkali ia diminta oleh wisatawan manca negara yang datang ke tempatnya untuk mengirimkan dalam jumlah besar secara periodik. “Karena kerterbatasan produksi, kami tidak bisa melayani permintaan ekspor,” ujarnya.
Adapun gula kelapa ini diproduksi dalam bentuk potongan balok dan serbuk yang bisa digunakan sebagai campuran kopi maupun sebagai bahan baku untuk memasak. Satu kemasan gula kelapa ini ditawarkan mulai dari Rp20.000 hingga Rp30.000 tergantung varian. Gula-gula ini dikemas unik dari anyaman bambu yang menambah nilai estetika dan sangat cocok dijadikan sebagai oleh-oleh. “Produksi kami sehari baru sekitar 70 kilogram, banyak pengunjung yang tidak kebagian, jadi mereka cuma ngopi-ngopi saja disini,” katanya.
Agus bercerita, ramainya pengunjung ke pabrik gulanya itu tidak lain berkat kehadir Balkondes (Balai Ekonomi Desa) yang dibangun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Balkondes tidak hanya sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan masyarakat desa, tetapi juga menjadi fasilitas ekonomi dan pariwisata.
Menurut Agus, PGN seringkali membuat event yang bisa menarik banyak wisatawan. Seperti Suadesa Festival 2025 yang digelar di Gasblock PGN Karangrejo, pada 10-11 Mei 2025 kemarin yang menarik banyak wisatawan. Begitu pun di tahun-tahun sebelumnya seperti Balkonjazz Festival.
“Setiap event yang diselenggarakan meningkatkan pengunjung ke tempat kami dan pelaku usaha lainnya. Tahun ini paling ramai tahun ini, karena ada efek Waisak dan Suadesa Festival, pengunjung bisa sampai ribuan, peningkatannya lebih dari seratus persen. Lumayan untuk menutupi lebaran kemarin yang sepi,” katanya.
Triantoro, Sekretaris Desa Karangrejo mengatakan, sejak berdirinya Balkondes pada sekitar tahun 2016, kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Desa (PAD) sangat signifikan, yaitu menyumbang hingga 60% dari total PAD Karangrejo. Hal tersebut menandai kebangkitan ekonomi lokal yang sebelumnya hanya bergantung pada sektor pertanian dan pariwisata terbatas seperti Punthuk Setumbu.
“Kini, 90 persen tenaga kerja di sektor pariwisata berasal dari warga lokal, termasuk pengelola parkir, pemandu wisata, katering, hingga pedagang asongan. Karangrejo bahkan meraih penghargaan Best of the Best Balkondes Award mengungguli Balkondes,” ujarnya.
Karangrejo kini dirancang menjadi desa wisata terintegrasi. Di utara terdapat Gubuk Kopi sebagai pabrik gula kelapa, di timur banyak dibangun penginapan, di selatan berdiri Balkondes sebagai pusat aktivitas wisata dan ekonomi, dan di barat terdapat Punthuk Setumbu beserta perbukitan yang memesona.
Selain itu, wisata kerajinan batik lokal juga menjadi bagian dari perjalanan wisata di desa ini, memperkaya pengalaman budaya yang bisa dinikmati oleh para pengunjung.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait