SEMARANG, iNewsSemarang.id - Generasi muda saat sekarang perlu diperkenalkan akan berbagai potensi pangan lokal sekaligus pemanfaatannya.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Sarif Abdillah mengatakan di tengah derasnya arus globalisasi, gaya hidup instan semakin menggeser pola konsumsi masyarakat. Makanan cepat saji menjadi pilihan karena dianggap praktis dan menggoda lidah.
“Padahal di balik kemudahan tersebut, tersimpan risiko yang tak bisa diabaikan, mulai dari obesitas, anemia, hingga ketidakcukupan gizi,” ungkapnya, Jumat (23/5).
Atas dasar itu, katanya, generasi muda perlu diajak mengenal lebih dekat sumber pangan lokal yang tersedia di sekitar mereka.
Menurutnya, pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah yang tersedia di sekitar menyimpan potensi gizi luar biasa, sehingga dapat menjadi sumber nutrisi yang tak kalah dari produk luar negeri.
“Menanamkan kesadaran pola makan berbasis pangan lokal memang bukan proses instan, tetapi upaya itu harus terus dilakukan,” sebut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Dia menegaskan, saat generasi muda mencintai makanan lokal dan memahami manfaatnya maka masa depan pangan Indonesia juga akan lebih berdaulat.
Sarif menyebut, di daerah Cipari Kabupaten Cilacap mulai menggulirkan program diversifikasi pangan berbasis singkong, khususnya produk modified cassava flour (mocaf).
Dibandingkan dengan tepung terigu, tepung mocaf memiliki beberapa keunggulan, antara lain bebas gluten, kandungan kalori yang rendah dan kaya akan vitamin C serta kalsium.
“Ini sekaligus dapat mengurangi ketergantungan impor pada tepung beras dan terigu,” terangnya.
Namun demikian, katanya, pemerintah juga harus hadir dalam memberdayakan potensi pangan lokal ini. “Sehingga ke depan produk seperti mocaf ini bisa berkembang menjadi industri dengan pasar yang lebih luas,” tandasnya.
Editor : Maulana Salman
Artikel Terkait