JAKARTA, iNewsSemarang.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se-Nusantara menolak segala bentuk politisasi terhadap institusi keagamaan. Pernyataan tegas itu dilontarkan BEM PTNU merespons tudingan yang mengaitkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan aktivitas pertambangan di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Tudingan PBNU menerima aliran dana dari PT Gag Nikel dilontakan akun TikTok @tanpadusta. Unggahan itu menarasikan, PBNU menerima aliran dana dari perusahaan tambang yang beroperasi di Raja Ampat.
Presidium Nasional BEM PTNU, Achmad Baha’ur Rifqi, menegaskan, tuduhan itu tidak berdasar dan merupakan bentuk fitnah yang membahayakan reputasi PBNU sebagai institusi keagamaan.
“NU adalah benteng moral umat Islam Indonesia. Fitnah terhadapnya bukan sekadar serangan terhadap lembaga, tapi juga terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman,” ujar Baha, Minggu (15/6/2025).
Menurutnya, tindakan pribadi seseorang dengan institusi tanpa bukti yang sah adalah bentuk sesat pikir yang harus dilawan.
“BEM PTNU Se-Nusantara menjunjung prinsip tabayyun dan praduga tak bersalah serta menolak politisasi institusi keagamaan,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia mendorong penegak hukum, dalam hal ini Kepolisian untuk mengusut penyebaran fitnah kepada PBNU.
“Kami akan terus berada di garda depan membela marwah NU dan melawan disinformasi dengan pendekatan akademis,” tutup Baha.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU, Kiai Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya buka suara soal keterlibatan Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) sebagai salah satu komisaris di PT Gag Nikel di Raja Ampat.
Gus Yahya mengatakan, selama ini PBNU tidak ikut campur terkait urusan pribadi atau jabatan yang diemban oleh pengurus NU.
"Saya ini Ketua Umum PBNU, saya juga kiai pesantren dan sebagainya. Pak Ulil Absar uga pengurus PBNU, dia juga punya warung di rumah. Jadi pengurus PBNU ini bisa macam-macam, jadi jangan heran ada pengurus PBNU ada yang jadi bisnisman, dan urusan bisnis dia itu bukan urusan PBNU," katanya di Lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat.
Editor : Arni Sulistiyowati
Artikel Terkait