JAKARTA, iNewsSenarang.id – Fakta-fakta perang Iran vs Israel diulas dalam artikel ini. Konflik kedua negara memicu eskalasi ketegangan yang semakin memanas sejak serangan udara besar-besaran Israel ke Iran pada 13 Juni 2025.
Iran melancarkan serangan balasan dengan menembakkan rentetan pesawat nirawak dan rudal ke wilayah Israel, termasuk kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Haifa.
Pertempuran Israel vs Iran ini telah menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan lainnya, hingga menimbulkan kekhawatiran global akan dampak lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Berikut fakta-fakta perang Iran vs Israel yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber pada Senin (16/5/2025).
Fakta-fakta Perang Iran vs Israel
1. Israel Serang Iran dengan Mengerahkan 200 Jet Tempur
Pada Jumat, 13 Juni 2025, Israel meluncurkan operasi militer bernama Kebangkitan Singa (Rising Lion) dengan mengerahkan sekitar 200 jet tempur yang menargetkan lebih dari 100 lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan markas militer. Serangan ini menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer Iran dan ilmuwan nuklir, serta menghantam area permukiman di Teheran.
2. Korban Jiwa di Iran Meningkat Signifikan
Menurut pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Iran, hingga 15 Juni 2025, korban tewas akibat serangan Israel mencapai 224 orang, termasuk perempuan, laki-laki, dan anak-anak, dengan lebih dari 1.200 orang luka-luka. Sekitar 90 persen korban merupakan warga sipil, menunjukkan dampak besar serangan terhadap penduduk sipil.
3. Puluhan Rudal Iran Tembus Pertahanan Udara Israel
Pada 16 Juni 2025, Iran membalas dengan meluncurkan lebih dari 270 rudal dan pesawat nirawak ke wilayah Israel, termasuk kota-kota utama seperti Tel Aviv, Haifa, dan Bat Yam. Puluhan rudal berhasil menembus pertahanan udara Israel, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.
4. Korban Jiwa di Israel Berjatuhan
Serangan rudal Iran telah menewaskan sedikitnya 16 warga Israel dan melukai ratusan lainnya. Kota Haifa, yang merupakan pusat kilang minyak utama Israel, terbakar hebat akibat serangan rudal Iran, menimbulkan kerusakan besar dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
5. Tokoh Militer dan Ilmuwan Iran Tewas
Serangan Israel menewaskan sejumlah tokoh penting Iran, termasuk Mayor Jenderal Hossein Salami, Panglima Garda Revolusi Islam (IRGC), serta ilmuwan nuklir terkemuka seperti Fereydoon Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi. Kehilangan tokoh-tokoh ini menandai serangan yang sangat terfokus dan strategis.
6. Penutupan Bandara dan Wilayah Udara Israel
Sebagai langkah antisipasi, Israel menutup bandara internasional dan wilayah udaranya untuk hari ketiga berturut-turut pada pertengahan Juni 2025. Penutupan ini mencerminkan tingkat ancaman yang tinggi dan upaya Israel untuk melindungi warga serta infrastruktur vitalnya.
7. Dampak Ekonomi Global dari Konflik
Konflik ini turut memicu lonjakan harga minyak mentah dunia, khususnya jenis Brent, akibat kekhawatiran gangguan pasokan energi dari Timur Tengah. Analis memperingatkan bahwa jika konflik berkepanjangan, stabilitas ekonomi global dapat terganggu, menambah ketidakpastian di pasar keuangan dan inflasi global.
8. Ancaman Eskalasi dan Seruan Internasional
Kedua negara saling mengancam akan meningkatkan serangan jika gencatan senjata tidak tercapai. Sementara itu, komunitas internasional terus menyerukan de-eskalasi untuk mencegah konflik meluas. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda mereda dari kedua pihak, yang membuat situasi semakin genting.
Respons Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pernyataan tegas terkait konflik ini.
"Iran akan membayar harga yang sangat mahal atas pembunuhan warga sipil — perempuan, anak-anak — yang mereka lakukan dengan sengaja. Kami akan mencapai tujuan kami, dan kami akan menyerang mereka dengan kekuatan yang luar biasa," kata Netanyahu dalam kunjungannya ke lokasi serangan rudal di Bat Yam pada Minggu (15 Juni 2025).
Ia menambahkan, akan menggunakan cara apapun untuk membalas serangan Iran. "Kami siap mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman eksistensial — ancaman nuklir dan rudal. Tindakan kami dilakukan untuk melindungi diri kami sendiri, sekaligus menjaga dunia dari rezim yang paling berbahaya ini."
Ia menambahkan bahwa operasi militer Israel akan terus berlangsung selama diperlukan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.
Respons Pejabat Iran
Iran memuji keberhasilan serangan rudalnya ke wilayah Israel pada 16 Juni 2025. Dalam pernyataan resmi yang dikutip kantor berita IRNA dan dilansir Al Arabiya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan, "Gelombang baru serangan rudal udara-ke-udara oleh Korps Garda Revolusi Islam... memungkinkan rudal untuk berhasil dan efektif mengenai target-target di Israel."
Rudal-rudal Iran tersebut menghantam kota Tel Aviv dan pelabuhan Haifa, menghancurkan sejumlah rumah dan infrastruktur. Iran menilai serangan ini sebagai balasan yang sah atas serangan Israel yang menargetkan program rudal balistik dan nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya tidak berniat memperluas konflik ke negara lain atau kawasan Asia Barat.
"Kami tidak memulai perang ini dan sedang melakukan jalur diplomasi terkait program nuklir kami. Agresi ini dipaksakan kepada kami. Kami sedang mempertahankan diri dan pertahanan ini sepenuhnya sah sesuai hukum. Jika agresi ini berhenti, reaksi kami juga akan berhenti dengan sendirinya," kata Seyed Abbas.
Selain itu, Kedutaan Besar Iran menilai serangan Israel sebagai pelanggaran kedaulatan dan agresi terang-terangan yang melanggar Pasal 2 Ayat 4 Piagam PBB. Mereka menyatakan bahwa Iran akan merespons dengan seluruh kekuatannya demi mempertahankan kehormatan dan kedaulatan bangsa.
Kedubes Iran juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk agresi Israel dan menegaskan bahwa segala konsekuensi berbahaya dari agresi tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Israel dan pendukungnya.
Demikianlah 8 fakta menarik Konflik Iran vs Israel ini menegaskan bahwa ketegangan antara kedua negara masih jauh dari mereda. Iran menegaskan akan terus melancarkan serangan balasan jika Israel tidak menghentikan agresinya, sementara dunia menanti upaya diplomasi untuk meredakan konflik yang berpotensi mengguncang stabilitas regional dan global.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait