Padahal, kawasan padat permukiman, seperti Simpang Lima dan Peterongan sebenarnya dihuni banyak warga "boro" yang tidak bisa mendaftarkan anaknya ke SD Negeri.
Untuk pelaksanaan SPMB gelombang 2, ia mengatakan tetap menggunakan sistem "online", sama seperti gelombang pertama, sedangkan untuk verifikasi atau mutasi tetap datang ke Posko SPMB.
"Ini kami sudah mempersiapkan perubahan peraturan wali kota (Perwal) dan perubahan petunjuk teknis (juknis) untuk mengadakan SPMB Gelombang 2 untuk SD di akhir Juni atau awal Juli mendatang," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga tidak menutup kemungkinan melakukan penggabungan atau merger SD negeri jika setelah pelaksanaan SPMB gelombang 2 masih ad sekolah yang pendaftarnya minim.
"Kalau SPMB kedua masih menyisakan sekolah kosong, kami akan lakukan perencanaan, salah satunya 'merger' sekolah, supaya SDM-nya efisien," katanya.
Hingga penutupan SPMB SD gelombang pertama, kuota SD negeri yang tersedia di Kota Semarang mencapai 14.476 kursi, sedangkan jumlah pendaftar hanya 12.925 orang.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait