JAKARTA, iNewsSemarang.id – Aktivitas olahraga memang memiliki manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun di balik manfaat olahraga, ada fenomena mengkhawatirkan yang masih sering luput dari perhatian, yakni kematian mendadak saat berolahraga.
Banyak kasus menunjukkan bahwa kondisi tersebut bisa disebabkan oleh kardiomiopati, sebuah penyakit otot jantung yang sering kali tidak menunjukkan gejala hingga terlalu terlambat.
Lantas, apa hubungan kondisi kardiomiopati dengan orang-orang yang aktif berolahraga? Berikut ulasannya.
Kardiomiopati merupakan kondisi medis yang memengaruhi struktur dan fungsi otot jantung. Penderitanya bisa tampak sehat dan aktif, namun jantung mereka menyimpan kelainan tersembunyi yang bisa memicu aritmia mematikan atau gagal jantung, terutama saat tubuh mengalami stres fisik seperti saat berolahraga intens.
Konsultan Senior Kardiologi di Novena Heart Centre Singapura, Dr. Tang Hak Chiaw, menegaskan bahwa banyak pasien kardiomiopati datang dalam kondisi sudah parah tanpa pernah menyadari sebelumnya bahwa mereka mengidap penyakit jantung.
“Banyak pasien kami adalah individu muda dan aktif yang tiba-tiba pingsan saat olahraga atau merasakan detak jantung tidak beraturan. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata mereka mengidap kardiomiopati,” jelasnya dikutip Kamis (26/6/2025).
Menurut data medis global, banyak kematian mendadak pada atlet atau individu aktif ternyata bisa dicegah dengan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat.
Oleh karena itu, masyarakat disarankan tidak mengabaikan tanda-tanda kecil seperti mudah lelah, sesak napas yang tidak wajar saat olahraga, atau pusing mendadak.
“Pemeriksaan jantung sebaiknya tidak hanya dilakukan saat ada keluhan, tapi juga sebagai bagian dari skrining rutin, apalagi jika aktif secara fisik atau punya riwayat keluarga,” ujar Dr. Tang.
Berikut jenis-jenis kardiomiopati yang paling umum terjadi:
- Hipertrofik Kardiomiopati (HCM): penebalan otot jantung yang dapat mengganggu aliran darah dan ritme jantung.
- Dilated Kardiomiopati (DCM): pelebaran dan pelemahan jantung yang menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien.
- Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC): kelainan otot jantung yang digantikan oleh jaringan lemak atau parut, meningkatkan risiko gangguan irama jantung.
Semua jenis ini bisa berujung fatal jika tidak terdeteksi dini, dan sering kali menjadi penyebab utama kematian mendadak pada atlet muda.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait