Prestasi gemilang itu turut mengantarkan Yamal menjadi nomine termuda dalam sejarah Ballon d'Or tahun lalu. Ia menempati posisi kedelapan secara keseluruhan, meski masih berusia 17 tahun. Ini membuktikan betapa dunia sepak bola mengakui talenta besarnya.
Jika dibandingkan dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di usia 18 tahun, pencapaian Yamal justru lebih gemilang. Messi baru melakukan debut kompetitif untuk Barcelona pada Oktober 2004 saat berusia 17 tahun dan hanya mencetak satu gol dari sembilan pertandingan hingga ulang tahunnya yang ke-18 pada Juni 2005.
Messi pun baru menjalani debut internasional bersama Argentina saat berusia 18 tahun melawan Hungaria pada Agustus 2005. Sementara itu, Ronaldo menjalani debutnya di level profesional bersama Sporting Lisbon pada Agustus 2002 di usia 17 tahun.
Ketika menginjak usia 18 tahun pada Februari 2003, Cristiano Ronaldo telah mencetak 5 gol dalam 19 laga untuk Sporting. Di tahun yang sama, ia hengkang ke Manchester United, menandai dimulainya babak baru dalam kariernya. Ronaldo juga baru mencatat debut seniornya untuk Portugal saat melawan Kazakhstan pada Agustus 2003.
Tentu, Messi dan Ronaldo kemudian menapaki jalan luar biasa hingga menjadi legenda sepak bola dunia dengan total 13 trofi Ballon d'Or di antara mereka. Namun jika dilihat dari prestasi awal karier, Yamal melampaui keduanya dalam hal statistik, rekor, dan pencapaian tim di usia yang sama.
Meski jalannya masih panjang, Yamal memiliki landasan kuat untuk menjadi ikon sepak bola generasi baru. Apakah ia bisa menyaingi dominasi Messi dan Ronaldo di masa depan? Waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal pasti: usia 18 tahun belum pernah sebercahaya ini untuk pemain muda manapun selain Lamine Yamal.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
