SPPG Gedawang juga dilengkapi dengan tandon air bersih berkapasitas besar serta sistem pemanas air (boiler hygiene system) yang digunakan untuk proses sterilisasi alat makan dan perlengkapan dapur. Dengan sistem ini, seluruh peralatan produksi disterilkan menggunakan air panas bertekanan tinggi untuk memastikan kebersihan maksimal.
Kapolri juga meninjau langsung laboratorium mini pengujian makanan (Food Security Test Station) yang dikelola Dokkes Polri. Setiap hari, personel Dokkes melaksanakan pemeriksaan organoleptik (meliputi warna, aroma, dan rasa) serta uji kimiawi cepat (rapid test chemical detection) untuk mendeteksi keberadaan zat-zat berbahaya.
“Ada beberapa macam tes yang dilakukan untuk menjamin kualitas gizi makanan dan mendeteksi serta memastikan makanan bebas dari bahan berbahaya seperti nitrit, sianida, serta bahan kimia lain yang berdampak buruk bagi kesehatan. Seluruh proses tersebut saya lihat sudah berjalan dengan baik dan saya minta seluruh jajaran di wilayah untuk menerapkan hal yang sama,” jelasnya.
Pemeriksaan food security ini dilakukan secara harian sebelum makanan dibagikan, sehingga setiap porsi makanan yang keluar dari dapur SPPG Polri telah terjamin aman dan sesuai dengan standar gizi yang ditetapkan. Dokkes Polri juga melakukan cross-check berkala melalui uji laboratorium lanjutan untuk memastikan konsistensi hasil.
Selain aspek teknis, Kapolri juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap SOP kebersihan personel, termasuk kewajiban penggunaan hair cap, masker steril, dan pakaian khusus di area produksi. Ia mengapresiasi disiplin para pekerja lokal yang telah memahami dan menjalankan protokol higienitas tersebut secara konsisten.
Melalui peninjauan ini, Kapolri menegaskan bahwa pengawasan mutu bukan hanya simbolis, tetapi menjadi bagian integral dari sistem operasional SPPG Polri di seluruh Indonesia. Standar yang diterapkan di Gedawang akan dijadikan benchmark nasional bagi pengelolaan SPPG Polri di daerah lain.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait