Dari komunikasi dan koordinasi yang terjalin, Wali Kota menuturkan pola penanganan banjir di Kota Semarang berbasis per kawasan: daerah Sringin, daerah Terboyo, daerah Tenggang, dan daerah Pasar Waru. Dirinya menyebutkan terdapat 25 pompa berbagai jenis yang berasal dari sejumlah instansi siap beroperasi dengan kapasitas 250 liter per second (LPS) hingga 2.000 LPS. Jika seluruh pompa berfungsi normal, perkiraan kapasitas pompa bisa mencapai 25.000 LPS.
"Dari pompa stasioner (atau eksisting) hingga pompa portabel sudah kami tempatkan di titik-titik yang ditentukan di empat wilayah tersebut. Semua itu tidak hanya milik DPU Kota Semarang, ada bantuan dari BPBD Kota Semarang, Pusdataru, BBWS Pemali Juana, bahkan dapat tambahan juga dari BBWS Serayu Opak, BBWS Cimanyk Cisanggarung, dan BBWS Bengawan Solo," imbuhnya.
Agustina telah menginstruksikan seluruh jajaran, termasuk camat dan lurah untuk terus aktif memantau kondisi lapangan dan tidak hanya menunggu laporan. Dirinya menekankan pentingnya antisipasi dan respons yang menyeluruh dengan hadir langsung memberikan pelayanan dan penanganan kepada masyarakat terdampak banjir.
"Prioritas utama jelas keselamatan dan kenyamanan warga. Maka, semua harus bergerak cepat," pungkasnya.
Editor : Arni Sulistiyowati
Artikel Terkait
