Gubernur Ahmad Luthfi Sebut Jawa Tengah Minimarket Bencana: Rawan Gerakan Tanah Tinggi

Ahmad Antoni
Sejumlah alat berat dikerahkan dalam pencarian korban yang masih tertimbun longsor di Cibeunying, Cilacap. Foto: Istimewa

BANJARNEGARA, iNewsSemarang.id – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyebut bahwa Jawa Tengah merupakan minimarket bencana. Terutama di wilayah Jateng Selatan yang rawan gerakan tanah.

“Jawa Tengah ini minimarket bencana. Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi: Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi. Harus ada pencegahan dini,” kata Luthfi saat meninjau pos pengungsian korban longsor di Situkung, Pandanarum, Banjarnegara, Senin (17/11).

Gubernur Luthfi memastikan penanganan dilakukan secara terpadu sejak informasi bencana diterima. Evakuasi tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegera terus dikebut, mengingat diperkirakan masih ada warga yang masih tertimbun longsor. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng mencatat, hingga Senin (17/11) ada 823 jiwa yang mengungsi ke pos pengungsian di halaman Kantor Kecamatan Pandanarum.

Selain itu, ada dua warga dilaporkan meninggal dunia. Satu korban meninggal dunia di RSUD Banjarnegara, sementara satu lainnya ditemukan meninggal dekat lokasi longsor.

Proses evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan tim SAR. BPBD Jateng dan Kabupaten Banjarnegara, relawan, TNI-Polri, dan Forkopimcam bergerak cepat mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, pos lapangan, serta layanan kesehatan darurat.

Sejumlah kebutuhan mendesak mulai disalurkan antara lain logistik permakanan, selimut dan matras, higien kit, family kit, kids ware, air mineral, hingga perangkat ATK, laptop, printer untuk menunjang posko.

“Informasi awal berkembang 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih (terjebak) di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang mungkin tertimbun,” ujar Luthfi.

Menurutnya, pencarian dan upaya penanganan diperkuat bersama Pangdam, Basarnas, dan BNPB. “Kami bergerak (pencarian) by name by address. Kita bentuk klaster pengungsi, logistik, sarpras, dan kesehatan agar mobilisasi lebih cepat dan terarah,” katanya.

Luthfi menyebut bantuan dari provinsi sudah disiapkan dan dikirim. Pun demikian, Ia mengingatkan masyarakat Jawa Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat banyaknya wilayah yang rawan longsor.

Pemprov juga akan menggelar rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi jangka menengah dan panjang. Sebagai informasi, data bantuan yang telah masuk dari OPD dan BUMD Provinsi Jawa Tengah tercatat senilai Rp385,48 juta. 

Bantuan tersebut meliputi logistik dari Dinas Sosial yang bersumber dari APBN senilai Rp239,35 juta, beras dua ton dari Dinas Ketahanan Pangan senilai Rp27 juta, serta obat-obatan dari Dinas Kesehatan senilai Rp11,91 juta. 

Dukungan juga datang dari BUMD Jateng Peduli Bencana, yaitu logistik dari BPR BKK Mandiraja senilai Rp 15,5 juta dan tiga ton beras dari Bank Jateng senilai Rp 45 juta, serta logistik dari BPBD Jateng senilai Rp 46,72 juta.

Selain itu, Pemprov Jateng juga mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp450 juta untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah.
 

Editor : Ahmad Antoni

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network