Pengembang Energi Surya Terkemuka Dorong Penerapan Standar Industri Hijau di Jateng lewat Skema Ini

Ahmad Antoni
Sejumlah narasumber berbicara dalam Media Gathering bertajuk Inisiatif Dekarbonisasi Wujudkan Industri Hijau di Semarang, Selasa (2/12). Foto: iNewsSemarang

SEMARANG, iNewsSemarang.id - SUN Energy, pengembang solusi energi surya paling inovatif dan berdampak di Indonesia, menegaskan posisinya sebagai mitra strategis bagi industri di Jawa Tengah dalam percepatan transisi energi menuju operasional rendah karbon. 

Komitmen ini sejalan dengan target provinsi untuk mencapai bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 21,32% pada tahun 2025. 

Melalui layanan keberlanjutan terintegrasi, mulai dari instalasi energi surya end-to-end, teknologi penyimpanan energi, manajemen pengolahan air daur ulang, hingga elektrifikasi kendaraan, solusi SUN Energy ini dirancang untuk mendukung pemenuhan Standar Industri Hijau (SIH) sekaligus meningkatkan efisiensi operasional di tengah tuntutan global terhadap konsep bisnis ramah lingkungan.

Momentum Industri Hijau di Jawa Tengah
Pemerintah Indonesia terus mendorong transformasi industri hijau melalui penguatan regulasi dan penerapan praktik Standar Industri Hijau (SIH), instrumen yang digunakan pemerintah untuk memastikan industri nasional beroperasi secara efisien, berdaya saing, dan selaras dengan komitmen menuju Net Zero Emissions 2060.

Penerapan SIH dan meningkatnya kesadaran akan efisiensi energi tercermin dari pertumbuhan adopsi PLTS yang pesat di Jawa Tengah. SUN Energy kini melayani lebih dari 30 perusahaan di provinsi ini dengan total kapasitas terpasang 22 MW. 

Implementasi ini telah menghasilkan lebih dari 26 juta kWh energi bersih dan mengurangi lebih dari 20 juta kilogram emisi CO₂, setara dengan 330 ribu pohon yang ditanam. Beberapa sektor industri diantaranya adalah sektor FMCG (Fast Moving Consumer Goods), tembakau, tekstil, furniture, dan manufaktur elektronik.

“Industri Hijau memberikan arah yang jelas bagi industri untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi, dan memperkuat daya saing,” ujar Iwan Indrawan, Ketua Pokja Pengawasan dan Pengendalian Industri Non Agro, Disperindag Provinsi Jawa Tengah saat Media Gathering di Semarang, Selasa (2/12/2025).

“Kami terus mendorong percepatan implementasi Industri hijau sebagai fondasi transformasi industri di Jawa Tengah. Industri Hijau memberikan arah yang jelas bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi, dan memperkuat dayasaing,” ujarnya.

Kolaborasi Lintas Sektor Kunci Percepatan
Menanggapi dorongan kebijakan tersebut, Institute Essential Social Reform (IESR) menekankan bahwa keberhasilan dekarbonisasi industri membutuhkan kombinasi antara kebijakan yang kuat, peningkatan kapasitas teknis, dan akses terhadap teknologi rendah karbon.

 “Banyak industri melihat peluang besar dari efisiensi energi dan pengurangan emisi, namun mereka masih membutuhkan dukungan dalam hal pendanaan dan pemahaman teknis,” kata Rahmat Jaya Eka Syahputra, Koordinator Keterlibatan Pemangku Kepentingan Industri Net-Zero IESR.

Kolaborasi lintas sektor dari pihak swasta, pemerintah, lembaga keuangan, dan para pemangku kepentingan lainnya akan menjadi kunci percepatan pencapaian Net Zero Emissions 2060,” tegasnya.

Ekosistem Keberlanjutan Terintegrasi 
Penggunaan energi terbarukan di sektor industri nasional dalam 3 tahun terakhir semakin tumbuh pesat, terutama dari industri manufaktur. Selain dorongan efisiensi, kewajiban dari pasar global seperti Uni Eropa mendorong implementasi ini. 

Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network