JAKARTA, iNewsSemarang.id - Subsidi besar-besaran (jumbo) terhadap berbagai Bahan Bakar Minyak (BBM) menyebabkan harga BBM di dalam negeri menjadi termurah di dunia. Harga BBM di Indonesia berbanding terbalik dengan harga minyak dunia yang melonjak tinggi.
"Solar itu subsidi per liternya Rp7.800 loh. Pertalite disubsidi Rp4.000-Rp 4.500 per liter," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII, Rabu (6/4/2022).
Dia mengungkapkan, untuk Pertamax yang harganya seharusnya mengikuti harga keekonomian pun ikut disubsidi pemerintah sebesar Rp3.500 per liter. Harga Pertamax memang naik jadi Rp 12.500 per liter, namun tetap disubsidi.
"Bukan hanya Pertamina yang menaikkan harga BBM. Seluruh perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia juga menaikkan harga Pertamax, bahkan lebih tinggi. Perusahaan lain itu Rp16.000, Pertamina naiknya jadi Rp12.500," ungkap Nicke Widyawati.
Dia menjelaskan, ongkos produksi BBM sebagian besar ialah harga minyak mentah, yaitu 92 persen. Oleh karenanya ketika harga minyak mentah naik, harga BBM otomatis terkerek.
"Makanya kalau tahun lalu 60 dolar AS (asumsi harga minyak mentah Indonesia/ICP), di APBN ditentukan 63 dolar AS. Sekarang harga minyak sudah USD 118 dolar, naiknya hampir 2 kali lipat," ujar Nicke Widyawati.
Editor : Agus Riyadi
Artikel Terkait