Selain isu mental, Wali Kota juga memaparkan program pengembangan potensi kreatif anak muda, misalnya melalui lomba karya tulis dan mendorong mereka yang memiliki hobi game untuk memanfaatkannya menjadi peluang karir yang serius. Program karya tulis ini seperti cerita tentang kampung, dimaksudkan untuk melatih kepekaan dan fokus anak-anak terhadap lingkungannya.
“Anak-anak muda memiliki kelemahan sosial yang sangat tinggi, mereka cepat terbakar dan emosional. Maka, kami buka kesempatan untuk anak-anak agar mau menulis cerita tentang kampung. Ini untuk apa sih? Untuk melatih kepekaan yang mereka miliki, itu fokus pada sesuatu,” kata Agustina.
“Sama soal game. Secara implisit kita mau mengatakan, bahwa soal game ini kalian nggak cuma main loh ya, kalau main itu kan konsumen ya. Jadi kalian tuh juga bisa make money from game,” tambahnya.
Di akhir sesi, Wali Kota menekankan bahwa peran pemerintah kota adalah menyediakan “shoulder to cry on” (tempat bersandar) yang tepat. Salah satunya adalah melalui kegiatan yang diinisiasi KNPI, yang bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Undip, untuk mendatangi sekolah-sekolah dan menggunakan game edukatif sebagai media untuk memancing anak-anak agar terbuka dan bercerita tentang masalah yang mereka hadapi.
Editor : Arni Sulistiyowati
Artikel Terkait
