BLORA, iNewsSemarang.id – Pencarian tiga santriwati Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tahfidzul Qur’an Al Maa’uun Blora yang terseret arus Sungai Lusi, akhirnya membuahkan hasil.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan BPBD Blora menemukan tiga korban yang sebelumnya dilaporkan hilang dalam kondisi meninggal dunia.
Ketiga santriwati itu ditemukan hampir bersamaan di lokasi berbeda, dengan jarak terjauh sekitar satu setengah kilometer dari titik kejadian.
Korban pertama, berinisial SF asal Todanan, ditemukan dalam kondisi mengambang pukul 13.10 WIB. Selang satu jam kemudian, pukul 14.30 WIB, korban kedua bernama SR, warga Gempolrejo, Tunjungan, berhasil ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
Tak lama setelah itu, pada pukul 14.35 WIB, korban ketiga bernama AFR, warga Nglawungan, Tunjungan, ditemukan satu kilometer dari lokasi awal.
Kepala Pelaksana BPBD Blora, Mulyowati mengungkapkan bahwa ketiga korban sudah dalam keadaan meninggal karena tenggelam selama sehari semalam.
Dia menegaskan, tubuh korban tidak ditemukan adanya luka, sehingga dipastikan murni akibat kecelakaan air. Meski begitu, penyebab pasti insiden masih belum diketahui, namun diduga para korban terperosok atau terpeleset saat berada di sekitar sungai.
Setelah berhasil dievakuasi, ketiga korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk dimandikan sebelum diserahkan kepada pihak keluarga guna dimakamkan.
"Ketiganya sudah kami serahkan ke keluarganya, tinggal menunggu prosesi pensucian nanti tinggal langsung dibawa ambulans menuju masing-masing rumah korban," ujar Mulyowati.
Sebelumnya diberitakan, delapan santriwati Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tahfidzul Qur’an Al Maa’uun, Kabupaten Blora hanyut terseret arus Sungai Lusi saat mencari kerang, Kamis (11/12/2025).
Dari delapan santriwati, lima sudah ditemukan. Namun, dua di antaranya dalam kondisi meninggal dunia. Sedangkan tiga santri lainnya dalam pencarian. Tiga orang yang ditemukan selamat kini dalam perawatan di RSU Blora.
Kejadian tersebut berawal, delapan korban bersama 60 pelajar lainnya sedang melaksanakan class meeting dan mengunjungi rumah ustaz mereka di Kelurahan Kedungjenar. Sebelum kegiatan, delapan korban tersebut pergi ke sungai di belakang rumah ustaz untuk melihat kondisi air.
Saat delapan korban tersebut nekat nyebur ke sungai untuk mencari kerang, tiba-tiba arus sungai deras. Mereka sudah sempat diingatkan teman-temannya untuk naik, tapi terlambat hingga terseret arus.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait
