Prof Syamsul Maarif, yang menyampaikan refleksi selanjutnya, menguraikan spirit dari Dzikir, Fikir, dan Amal Saleh yang menjadi tagline PMII. Menurutnya tagline PMII itu sejalan dengan semangat pergerakan NU. Dengan artikulasi yang tepat, imbuhnya, akan mampu menjawab tantangan pergerakan di lintas zaman.
Syamsul juga menyoroti fenomena kekinian dengan makin berkembangnya formalisme beragama. Bahwa yang benar itu harus seperti yang ditentukan oleh kelompok tertentu. Sementara yang diklaim sebagai kebenaran itu sudah hasil rekayasa.
Refleksi dan tasyakuran memperingati harlah ke-62 tahun PMII turut dihadiri kader PMII di Kota Semarang.
“PMII yang hadir dengan gerakan-gerakan dan pemahaman keagamaan yang lebih inklusif, menemukan momentum untuk mengetengahkan corak keislaman yang penuh kedamaian,” terangnya.
Mahbub Zaki, Sekretaris PC IKA PMII Kota Semarang, mengatakan refleksi dan tasyakuran memperingati Harlah ke-62 PMII sekaligus sebagai ajang silaturahmi antara alumni dan kader PMII di Kota Semarang. Dalam acara itu juga dipanjatkan doa untuk para pendiri dan senior PMII, termasuk untuk kesembuhan Habib Umar Muthohar yang saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Editor : Sulhanudin Attar
Artikel Terkait