SEMARANG. iNewsSemarang.id - Soraya Syahnaz, adalah pilot wanita yang menyempatkan mengenyam pendidikan Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum (MKN FH) Universitas Diponegoro, Semarang.
Soraya mantap kuliah di prodi tersebut, baginya pendidikan itu adalah nomor satu, meski ada yang berpendapat lain.
“Dulu saya sering dibilang ‘capek-capek sekolah sampai S2 Notaris, tapi akhirnya jadi Pilot’, tapi menurut saya itu tidaklah benar,’ ujarnya dilansir dari laman undip.ac.id, Senin (25/7/2022).
Soraya yang statusnya kini menjadi alumni Undip tersebut menyebut pendidikan tinggi bisa jadi modal berkarir.
“Tidak ada yang capek untuk menuntut ilmu, pendidikan yang tinggi akan menjadi modal kita berkarir sampai kapanpun. Seperti saat pandemi ini, dimana penerbangan sangat berdampak buruk, saya merasa masih punya basik pendidikan sebagai notaris jika memang saya tidak bisa menjadi Pilot lagi. Meskipun saya tidak ingin melepas pekerjaan pilot saya,” sambungnya.
Soraya memulai dunia pilot dari ujian masuk sekolah Penerbang di Bali International Flight Academy (BIFA) yang berlokasi di Buleleng, Bali Utara, saat itu PT. Garuda Indonesia memiliki program kerjasama dengan BIFA. Jika lulus BIFA, maka langsung dapat masuk dan bergabung ke Garuda Indonesia.
“Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan diterima untuk mengikuti program pelatihan penerbang di BIFA. Pendidikan yang harus saya tempuh kurang lebih 10 bulan. Setelah itu, saya baru melakukan program pendidikan penerbang di Garuda Indonesia, sebagai First Officer (FO) jenis pesawat Boeing 737-800 yang hingga saat ini masih saya kemudikan,” imbuh Soraya.
Editor : Miftahul Arief