Terjaring OTT KPK, Bupati Pemalang Ternyata Anak Pemilik PO Bus Ternama di Pantura

PEMALANG, iNewsSemarang.id - Tak banyak diketahui publik, ternyata Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo (MAW) yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi pada Kamis (11/8/2022) malam di depan gerbang gedung DPR adalah anak dari pemilik PO Bus Ternama di Pantura, bernama Dewi Sri. 

Mukti Agung Wibowo (MAW) adalah seorang Bupati Pemalang yang menjabat diperiode tahun 2021 hingga 2025 nanti. Mukti terpilih berdasarkan Pemilihan umum Bupati (Pilbub) Pemalang tahun 2022 bersama dengan wakilnya Mansur Hidayat. Mukti dan wakilnya maju di Pilbub diusung oleh PPP dan Gerindra. 

Baca Juga

Akui Terima Setoran Uang dari Jual-Beli Jabatan, Mukti Agung Wibowo Berkilah Tak Patok Tarif

Berikut adalah profil dari Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo (MAW):

Nama lengkap: Mukti Agung Wibowo

Tempat dan Tanggal Lahir: Tegal, 2 Oktober 1976

Baca Juga

Duit Suap ke Bupati Pemalang Digunakan untuk Kembalikan Modal Pilkada

Usia: 45 tahun

Istri: Atu Rosmiyati

Almamater: Universitas Trisakti, Universitas Diponegoro

Baca Juga

4 Terdakwa Kasus Suap Jual Beli Jabatan Segera Disidang di PN Tipikor Semarang

Usaha: Pengusaha bus Dewi Sri

Sebelum terjun di dunia politik dan fokus menjadi Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo (MAW) adalah seorang pengusaha PO Bus Dewi Sri, yang merupakan perusahaan Bus ternama di Pantura. Dan tak lain, PO tersebut adalah milik dari orang tua Mukti sendiri. 

Tak cukup jadi pengusaha, Mukti mengikuti jejak dua saudara untuk terjun ke dunia politik. Diketahui, Mukti Agung Wibowo adalah adik dari Bupati Brebes, Hj Idza Priyanti dan kakak dari Wali Kota Tegal periode 2008-2013 Ikmal Jaya yang juga merupakan putera dari pengusaha pemilik PO Dewi Sri yakni H Ismail.

Baca Juga

KPK Perpanjang Masa Penahanan Bupati Pemalang Non Aktif Selama 30 Hari

Namun sayangnya, karir politik Mukti Agung Wibowo tak semulus saudara-saudaranya, sebab ia tengah tersandung kasus korupsi yang saat ini masih diamankan serta harus menjalani proses pemeriksaan.

Editor : Maulana Salman