Proses Pembuatan Gamelan
Kerajinan Gamelan di Desa Wirun ini sudah berdiri sejak tahun 1956, dirintis pertama kali oleh Reso Wiguno. Dorongan kebutuhan ekonomi menjadi latar belakang home industri tersebut. Pasalnya, Mojolaban bukanlah sebuah wilayah dengan hasil pertanian yang berlimpah.
Pembuatan gamelan di Desa Wirun ini sudah cukup modern. Untuk memasak bahan lempengan dan memanaskan lempengan, para perajin menggunakan pemanas berbahan bakar. Sedangkan untuk proses pembentukan lempengan hingga menjadi gamelan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, masih menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan palu. Dalam satu hari, setiap kelompok perajin dapat menghasilkan satu buah gamelan besar (gong) atau dua gamelan kecil.
Proses pembuatan gamelan dimulai dengan memasak bahan untuk membuat lempengan yaitu timah dan tembaga. Kedua bahan tersebut dimasak di dalam wadah yang terbuat dari tanah liat hingga meleleh dan menghasilkan campuran yang pas. Setelah itu dituangkan ke dalam cetakan.
Untuk mempertahankan kesenian dan alat musik tradisional, gamelan dipelajari di sekolah. Foto Ist
Ukuran cetakan dan jumlah bahan yang dimasak tergantung pada ukuran gamelan yang akan dibuat. Setelah dingin, campuran tadi dikeluarkan dari cetakan lalu jadilah plat. Plat inilah yang kemudian akan dipanaskan secara berulang-ulang lalu ditempa hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Proses penempaan plat hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan sekitar kurang lebih 2 jam.
Proses selanjutnya adalah pengaturan nada gamelan. Nada gamelan diatur sesuai dengan standar bunyi yang sudah ada. Pengaturan nada ini biasanya masih berdasar insting walaupun sudah ditemukan teknologi yang memudahkan proses, disinilah proses yang tidak sembarang orang bisa melakukannya.
Satu set gamelan berjumlah sekitar 26 item dapat dibuat dalam 3-4 bulan. Mengenai harga, satu set gamelan lengkap kini bisa dihargai hingga sekitar Rp500 juta bisa lebih. Mahalnya harga jual gamelan selain karena membutuhkan proses yang lama dan tingkat ketelitian yang tinggi, juga didasarkan pada harga bahan baku yang tinggi serta banyaknya bahan baku yang dibutuhkan.
Untuk membuat satu perangkat gamelan lengkap, seorang perajin harus menyediakan 1,3 ton tembaga dan 3 kuintal perunggu. Sedangkan jika pesan secara eceran, misalnya gong, biaya pembuatan untuk satu gong berdiameter 77 cm bisa mencapai Rp 3,3 juta. Satu gong membutuhkan tembaga bahan baku sedikitnya 20 kg, timah 6 kg dan arang bakar 15 karung. Sedangkan untuk perangkat gamelan yang terbuat dari kayu, seperti kendang, perajin biasanya memberi order kepada perajin lain.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah menggelontorkan bantuan kepada desa-desa untuk mengembangkan gamelan. Dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, hingga saat ini sudah ada 110 desa yang menerima bantuan seperangkat alat gamelan.
Editor : Sulhanudin Attar