JAKARTA, iNewsSemarang.id - Anak-anak biasanya memiliki emosi yang meledak-ledak dan meluapkannya dengan berteriak, menangis, dan membangkang atau tindakan yang menyebalkan.
Seorang psikolog klinis yang berbasis di Dallas, Dr Ray Levy, Ph.D, mengungkapkan jika anak dapat merasakan frustasi jika tak ada yang menanggapi perkataan nya.
"Mereka menjadi frustasi ketika Anda tidak menanggapi apa yang mereka 'katakan'," kata Dr Ray Levy, Ph.D, dilansir dari Parents, Senin (5/9/2022)
Reaksi orangtua merespons anak saat tantrum begitu beragam. Namun perlu dipahami ada langkah tepat agar lekas meredah, berikut ulasannya dirangkum dari berbagai sumber.
1. Latih anak membuat keputusan
Para Moms disarankan untuk tak mengatakan "tidak" untuk semuanya. Orang dewasa atau orang tua harus memberi anak rasa kontrol, biarkan dia membuat pilihan.
Contohnya, berikan sebuah pilihan, agar anak bisa memutuskan pilihannya. "Mau pakai baju merah atau baju biru?", "Apakah kamu ingin makan stroberi atau pisang?", "Apakah Anda ingin membaca buku atau bermain dengan puzzle?"
2. Reward
Menghargai satu kata penting bagi orang tua bisa diterapkan ke anaknya. Anak juga perlu dihargai mom, dengan ucapan terima kasih ataupun memberikan dia hadiah apabila dia berhasil atau anda menjanjikannya.
3. Hindari situasi memicu amukan.
Jangan berikan mainan anak yang terlalu canggih untuknya. Jika anak Anda meminta mainan atau camilan saat berbelanja, jauhi area dengan godaan ini.
Begitu juga jika balita bertingkah di restoran, pilih tempat yang menawarkan layanan cepat atau lebih tenang bagi anak anda.
4. Konsisten dan Tenang
Ketika mom menghadapi anak sedang tantrum, sikap konsisten dan tenang sangat perlu. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orang tua yang bereaksi dengan tenang dan konsisten membantu anak mereka memahami di mana batasannya, yang dapat membantu anak merasa lebih terlindungi dan terkendali.
"Ketika mendisiplinkan, penting untuk fokus pada perilaku dan tidak menyerang anak Anda secara emosional. Orang-orang berkata, itu tidak realistis. Bukannya tidak realistis menahan diri dari meneriaki rekan kerja, kita harus memperlakukan anak-anak, setidaknya sebaik kita memperlakukan rekan kerja," ucap Murray Straus, Ph.D, Sosiolog.
Editor : Maulana Salman