SEMARANG, iNewsSemarang.Id – Pembangunan berkelanjutan yang sedang digalakkan pemerintah, mutlak dilakukan dengan inovasi baik dari segi metode maupun bahan material yang digunakan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga kualitas infrastruktur agar tetap bagus dan bertahan lama.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah A.R. Hanung Triyono mengungkapkan, tahun ini total pemeliharaan jalan di Jawa Tengah mencapai 2.404 KM. Beberapa inovasi yang sudah dilakukan diantaranya dengan penggunaan serat baja untuk pembangunan infrastruktur jalan di Demak – Godong Kabupaten Grobogan. Juga penggunaan semen Non Ordinary Portland Cement (OPC) yang dinilai ramah lingkungan.
“Banyak spesifikasi yang mengarah ke sana. Namun memang harus ada acuan regulasinya. Kita dorong untuk itu, kalau hasilnya bagus kenapa tidak? Ini untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan,” lanjut Hanung usai mengisi Seminar Teknologi Inovasi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan gelaran Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip, Kota Semarang, Kamis (20/10/2022)
Sementara, Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip Dr. Jati Utomo Dwi Hatmoko menyebut, pihaknya konsens mengembangkan riset-riset yang sesuai dengan prinsip konstruksi berkelanjutan, baik aspek material, teknologi konstruksi hingga digitalisasi konstruksi melalui implementasi Building Information Modeling.
“Melalui Peraturan Menteri PUPR nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi berkelanjutan, pemerintah telah mendukung konsep infrastruktur berkelanjutan dan ramah lingkungan.” Tegasnya.
Sementara dari sisi bahan baku, Kementerian PUPR juga telah menerbitkan regulasi penggunaan semen non-OPC melalui Instruksi Menteri PUPR No.04/2020 tentang Penggunaan Semen Non-OPC pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR.
“Yang harus jadi pegangan kita semua, kata orang bijak, kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, tapi kita meminjam bumi ini dari anak cucu kita. Makanya kita punya tanggungjawab untuk menjaganya,” pungkasnya.
Chairperson GBC Indonesia Iwan Prijanto, pada kegiatan itu juga memaparkan tantangan serta peluang dari perencanaan konstruksi untuk melesatarikan sumber daya bagi generasi mendatang.
Semen Ordinary Portland Cement (OPC) atau yang juga dikenal dengan portland tipe I adalah jenis semen yang umumnya terdiri dari 3 bahan dasar utama pembentuk semen yaitu klinker/terak (88-95%), gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat pengerasan), dan material ketiga, seperti batu kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-lain (tidak lebih dari sekitar 3 %).
“Maka dari itu, bahan baku yang ramah lingkungan, salah satunya semen non-OPC, menjadi sangat penting dalam mendukung implementasi konstruksi infrastruktur yang berkelanjutan,” kata dia.
Semen non-OPC sendiri adalah semen yang direkayasa sedemikian rupa sehingga jumlah klinker yang dihasilkan menjadi jauh lebih sedikit. Kandungan CO2 yang dihasilkan dalam proses pembuatan semen ini menjadi jauh lebih kecil, namun pengurangan jumlah klinker dilakukan tanpa mengubah sifat fisika dan hasil semen itu sendiri. Kualitas kekuatan semen akan tetap baik.
Pada kegiatan itu, hadir sebagai narasumber lainnya yakni; Kepala Satker Jalan Tol Semarang – Demak Yusrizal Kurniawan dan Ketua HAKI, Prof Iswandi Imran.
Editor : Maulana Salman