SEMARANG, iNewsSemarang.id - Paulus Iwan Budi, PNS Bapenda Kota Semarang yang jasadnya ditemukan meninggal dunia di kawasan Marina Semarang, diketahui mengalami perubahan sikap. Paulus Iwan Budi terlihat murung.
Perubahan sikap itu ditunjukkan ketika pulang dari Padang dalam rangka dinas luar kota. Saat itu Paulus Iwan Budi berangkat ke Padang bersama beberapa PNS lainnya.
“Itu (sering murung) setelah pulang dari Padang dalam rangka dinas. Ada 4 PNS yang berangkat. Saya kurang tau persis kapan berangkat ke Padang,” kata penasihat hukum korban, Yunantyo Adi Setyawan, Senin (31/10/2022).
Sebenarnya, saat itu tersiar kabar Paulus Iwan Budi akan diangkat sebagai Kepala Bidang II Bapenda Kota Semarang, mengurus perihal penetapan pajak. Jabatan itu sebelumnya kosong setelah pejabat lama, Elly Asmara, ditugaskan menjadi Camat Semarang Barat.
“Istri dan keluarga cerita itu, rekan-rekan kerjanya juga bercerita (ada perubahan Iwan menjadi murung)," ucap pengacara bersapa Yas.
Di sisi lain, pihak keluarga juga akan berkirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menkopolhukam, Panglima TNI dan Kapolri.
"Kami sedang susun konsepnya," tutur Yas.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy menyebut, pihak Polrestabes Semarang telah memeriksa lebih dari 30 saksi terkait kasus tersebut.
"Kami tidak mengejar pengakuan, tetapi bukti-bukti ilmiah," kata Iqbal di Mapolda Jateng.
Paulus Iwan Budi Prasetyo dilaporkan hilang pada 24 Agustus 2022. Pada 8 September 2022 dia ditemukan meninggal dunia di Kawasan Marina Semarang dalam kondisi tubuhnya tak utuh dan terbakar. Paulus diduga menjadi korban pembunuhan lalu jasadnya dibakar.
Sejumlah barang miliknya juga ditemukan di dekat TKP, seperti sepeda motor hingga name tag miliknya. Korban sedianya juga hendak diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah sebagai saksi atas kasus dugaan korupsi yang terjadi di lingkungan Pemkot Semarang.
Pada bagian lain, pihak TNI AD melalui Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) IV/Diponegoro juga melakukan penyelidikan. Pada kasus ini, ada saksi yang mendapatkan perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK). Selain itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga turun untuk mendorong pihak-pihak terkait untuk bisa mengungkapnya.
"Komnas HAM sudah bertemu Panglima TNI dan akan bertemu lagi (membahas kasus ini)," pungkas Yunantyo. (mg arif)
Editor : Maulana Salman